in

Jumat Terakhir Jelang Hari Tenang – Tausiah Diharapkan Menyejukkan

SALATIGA -Jelang hari tenang memasuki Pemilu 17 April 2019, MUI Jateng mengajak umat Islam, tetap menjaga suasana yang telah kondusif dan berjalan damai. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jateng KH Ahmad Daroji, mengharapkan agar Jumat (12/4/2019), penceramah dapat memberikan tausiah yang menyejukan pada salat Jumat, di masjid-masjid yang tersebar di Jawa Tengah. Dari 3500 masjid di Jateng ini diharapkan semua bisa menerima seruan MUI ini secara bijaksana.

Pesan ini, disampaikan KH Ahmad Daroji dalam Halaqah Ulama di Laras Asri Resort and Spa, Salatiga, Kamis (11/4/2019). Kegiatan mengusung tema “Menjaga Jateng Tetap Kondusif Jelang dan Pasca Pemilu 2019” yang diselenggarakan Badan Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah. Kegiatan ini, juga dihadiri Mantan Gubernur Jateng Ali Mufidz serta Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI Pusat Prof Dr Noorachmad.

Tampak hadir ditengah-tengah tamu undangan, Ketua MUI Provinsi Jateng Bp. K.H. Ahmad Daroji, PW Muhammadiyah, PW NU, LDII, Muslimat NU, PW Aisiyah, Fatayat NU, Nasiatul Aisiyah, GP Ansor Jateng, Pemuda Muhammadiyah, Pengurus MUI Prov Jateng 30 orang serta Ketua MUI se- Prov Jateng beserta pendamping masing-masing Kab/Kota se-Jateng lk 160 orang.

Dengan kegiatan ini, Ahmad Daroji, menilai semua pemuka agama / penceramah agar bisa memberikan tausiah yang menyejuk di Jumat teakhir jelang coblosan. “Sehingga, situasi Kamtibmas yang sudah kondusif dan Pemilu dapat berjalan dengan lancar, damai sehingga kerawanan itu sama-sama dapat ditangkal,” sebutnya.

Sisi lain, lanjutnya, MUI Jateng juga mengimbau agar masyarakat mengantispasi adanya serangan fajar dari oknum-oknum yang ingin memenangkan calon atau caleg tertentu. Artinya, diharapkan pula bisa memberikan fatwah bahwa serangan fajar itu haram dan tidak boleh. “Termansuk agar kita menjaga persaudaraan. Boleh berda pilihan, boleh berdiskusi tapi perlu diingat jangan sampai memutuskan silahturahmi. Banyak sekali saat ini, seperti diadu. Sehingga, kita berharap saat ini jangan sampai terpecah belah,” pungkasnya.

MUI diakuinya, belum sampai mencatat adanya kasus-kasus gesekan karena adanya perbedaan disebabkan informasi, masukan yang keliru di ruang-ruang agama namun secara intensitas pihaknya mengetahui.

“Secara intesitas jumlah cukup tinggi, karena hal itu tadi masih mempertentangkan ayat, kepentingan masing-masing. Dan itu jelas mengkhawatirkan MUI. Berarti pemahaman Islam dianggap bertentangan padahal kita satu. Kita berbeda penafsiran tapi berbuntut fatal karena dibawa ke politik praktis. Dan MUI menyayangkan hal tersebut,” pungkasnya.

Sejauh ini, MUI memang tidak mencatat atau memetakkan titik rawan berkaitan dan bersinggungan dengan agama karena disebutkan hal tersebut menjadi ranah pihak keamanan yakni TNI Polri. “Namun, kami kami terus berkomunikasi dengan pihak keamanan dan MUI ada disetiap daerah sehingga daerah itu bisa me-eliminasi kejadian-kejadian yang dapat memecah-belah umat jelang hari H atau pun setelah Pemilu,” tandasnya.

Sementara, di tengah-tengah acara, seluruh elemen lembaga yang terlibat dalam acara ini tercapai satu pakta integritas dirangkum dalam Tausiah Kebangsaan dalam Rangka Pemilu Damai di Jateng yang diikuti pula MUI se-Jateng. Tampak hadir, pihak-pihak yang melakukan penandatangan diantaranya Kapolda Jateng Irjen Pol Drs Condro Kirono, Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi dan Ketua Bawaslu Prov Jateng M Fajar, dan lainnya. nena

Written by Siti

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Pelaksanaan Peraturan Daerah dan Pusat Butuh Harmonisasi

Koni Semarang Segera Gelar Musorkot