in

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Asah Kemampuan Anak TPQ di Mijen

Lomba yang digelar mahasiswa KKN UIN Walisongo di TPQ Nurul Hidayah Mijen Semarang. Foto: dok

SEMARANG (Jatengdaily.com) – Mahasiswa KKN Reguler-DR UIN Walisongo Semarang, memeriahkan hari santri dengan mengadakan lomba hari santri bersama santri TPQ Nurul Hidayah, Wonolopo RT04/RW04, Mijen, Semarang. Rabu-Kamis (21-22/10/2020) .

Hari Santri selalu diperingati oleh masyarakat Indonesia pada setiap tahunnya. Ika sukma, selaku mahasiswa KKN RDR UIN Walisongo mengadakan Perlombaan Hari Santri di TPQ Nurul Hidayah sebagai bentuk peringatan atas kontribusi Ulama dan Santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dan juga dapat dijadikan edukasi kepada anak-anak untuk mengasah kemampuan anak.

Dalam kegiatan perlombaan ini terdapat 2 kategori yaitu kategori Akademik dan non Akademik, kategori akademik meliputi perlombaan Praktek Sholat & Hafalan Surat yang diikuti oleh anak kelas 3-6, dan perlombaan praktek wudhu dan menulis diikuti oleh anak TK-2 SD, sebagai bentuk apresiasi santri dalam proses pembelajaran di TPQ Nurul Hidayah.

Kategori nonakademik meliputi perlombaan pecah air, memasukan pensil ke dalam botol, dan memindahkan karet, perlombaan nonakademik juga dapat meningkatkan keaktifan, imajinasi dan kekreativitas anak, agar anak-anak tidak merasa jenuh dan lebih semangat dalam belajar. Adanya dua kategori perlombaan ini dibedakan guna menghindari kerumuman di perlombaan dan juga menyesuaikan usia santri pada kategori perlombaan.

Perlombaan kali ini didukung penuh oleh ustadzah Wartini yang merupakan satu satu ustadzah di TPQ Nurul Hidayah. “Perlombaan Hari Santri ini pertama kali dilakukan di TPQ Nurul Hidayah, dulu pernah mengadakan lomba tetapi bukan pada waktu hari santri dan kategori perlombaanya pun berbeda,” ujar ustadzah Wartini itu.

Hampir seluruh anak TPQ Nurul Hidayah memeriahkan perlombaan kali ini, sekitar ada 30 anak yang mengikuti perlombaan.

“Anak-anak lebih bersemangat dalam mengikuti perlombaan hari santri dan tidak merasa tegang, mereka serasa bermain karna perlombaanya tidak hanya akademik saja,” ungkap ustadzah Wartini.

Di setiap perlombaan pun tentu ada rewardnya, tak sedikit pula dari mereka yang mengharapkan hadiah dalam mengikuti perlombaan, bahkan dapat pula timbul kekecewaan jika tidak menang. Wajar! Namanya juga anak anak.

Ustadzah Wartini pun memberikan solusi untuk tetap diberikan hadiah bagi yang tidak juara, sebagai bentuk apresiasi terhadap mereka yang sudah berusaha dan memeriahkan perlombaan. Kami pun tetap memberikan peringatan terhadap anak-anak bahwa perlombaan bukanlah ajang saingan untuk mendapatkan kemenangan, tetapi sebagai bentuk kreasi santri yang berprestasi.
Penulis: Ika Sukma Melati-yds

What do you think?

Written by Jatengdaily.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Masa Pandemi, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Gelar Kajian Online

Ditargetkan 2.724 Km Jalan Tol Baru hingga 2024