in

2.008 Guru TK Terima Bantuan dari Pemkot Semarang

: Ketua Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-kanak Indonesia (GOPTKI) Lies Iswar Aminuddin didampingi Plt Wali Kota Semarang Ir Hj Hevearita G Rahayu MSos menyerahkan penghargaan kepada Dewan Pengurus Ranting GOPTKI yang tergiat dalam HUT Ke-65 di Balai Kota Jalan Pemuda Semarang, Selasa (6/12).Foto:dok

SEMARANG (Jatengdaily.com) – Ketua Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-kanak Indonesia (GOPTKI) Lies Iswar Aminuddin mengeluhkan masih banyak guru Taman Kanak-kanak (TK) yang belum terdaftar dan tersertifikasi.

Banyak pula guru TK yang mendapatkan honor jauh di bawah UMR. Sehingga sejak 2020 GOPTKI Kota Semarang mengajukan kepada pemerintah agar memperhatikan kesejahteraan para guru TK.

‘’Alhamdulillah dukungan pemerintah bagi guru TK terwujud. Akhir tahun anggaran 2022 ini dengan uang transport sebanyak 6 bulan dibagikan kepda 2.008 guru Taman Kanak-kanak yang terdaftar,’’ katanya.

Dia menyampaikan keluhanya itu dalam upacara tasyakuran HUT Ke-65 GOPTKI di Balai Kota Jalan Pemuda, Kota Semarang. Upacarta HUT ditandai pemotongan tumpeng oleh Plt Wali Kota Ir Hj Hevearita G Rahayu MSos diserahkan kepada perwakilan Guru TK Pertiwi.

Ketua GOPTKI Lies Iswar Aminuddin menyerahkan penghargaan kepada Dewan Pengurus Ranting Kecamatan se-Kota Semarang yang dinilai tergiat dalam operasional organisasi. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Ulfi Imron Basuki dan para undangan berdecak kagum saat mendengarkan geguritan atau puisi dalam Bahasa Jawa yang dibawakan TK Islam Siti Fatimah.

Menurut Lies, GOPTKI Kota Semarang mulai eksis dan mendapat kepercayaan masyarakat.Hal itu terbukti pada 2019 anggota organisasi itu baru 15 yayasan. Tahun 2022 sudah mempunyai anggota 42 yayasan penyelenggara Taman Kanak-kanak.

Menjadi Guru
Plt Wali Kota Semarang Ir Hj Hevearita G Rahayu MSos dalam sambutanya mengatakan, menjadi guru merupakan ibadah yang mulia karena itu harus ikhlas dan tanpa pamrih. Namun Pemkot Semarang terus berupaya memberikan apresiasi dan penghargaan bagi para guru yang telah mendidik generasi muda Semarang.

‘’Pemkot Semarang menyadari bahwa tugas dan tantangan menjadi guru di era teknologi informasi seperti saat ini sangatlah berat, terlebih di era pandemi yang telah menyerang hampir tiga tahun,’’ kata Mbak Ita.

Kalau menurut pengamat pendidikan di Indonesia telah terjadi learning loss bagi siswa Indonesia. Learning loss atau ”berkurangnya pengetahuan dan keterampilan secara akademis”. Keadaan ini memperlihatkan bahwa siswa dianggap kehilangan pembelajaran atau tidak belajar apa-apa.

‘’Di sini, guru dan institusi pendidikan memainkan peran penting dalam mengurangi resiko Learning Loss. Dibutuhkan para pengajar yang inovatif, mudah beradaptasi dan bertransformasi menyesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran dan anak didik,’’ katanya.

Dalam hal ini Mbak Ita mengatakan, Dinas Pendidikan harus hadir memberikan sarana dan akses yang memadahi bagi para guru agar dapat tetap mengajar baik daring maupun luring. Sekaligus bersinergi dengan organisasi dengan para guru dan GOPTKI.

‘’GOPTKI sebagai wadah penyelenggara Taman Kanak-kanak Saya harap dapat mengawal serta memastikan kehadiran PAUD berkualitas di tengah masyarakat, terutama dilingkungan binaan organisasi ini,’’ kata Ita.st

 

Written by Jatengdaily.com

Atasi Banjir di Muktiharjo Kidul, Pemkot akan Bangun Dua Polder

Fakultas Teknik Untag dan Polytechnic University Philippines Kolaborasi Sosialisasi Pengolahan Limbah Tahu jadi Energi Alternatif di Industri Tahu Serasi Bandungan