TEMANGGUNG (Jatengdaily.com)– Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengawali masa panen tembakau masyarakat di Lereng Sindoro dengan prosesi petik 12 daun pertama. Prosesi tersebut dilakukan Ganjar bersama masyarakat Desa Giripurno, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Selasa (9/8/2022).
“Selalu saja perayaannya seperti itu. Tadi 12 daun yang dipetik. Ada hitungannya karena Selasa Pahing, jadi 12. Selasa itu jumlahnya tiga, Pahing itu sembilan. Itu hitung-hitungannya maka jumlahnya 12. Maka kepercayaan yang ada di masyarakat dijadikan simbol-simbol. Ada kan filosofi dari seluruh apa pun yang ada di desa. Menarik kan,” kata Ganjar, seusai prosesi petik tembakau atau Wiwitan Tembakau dan ramah tamah dengan warga, di kawasan kebun tembakau Desa Giripurno.
Ganjar menjelaskan, wiwitan tembakau merupakan tradisi di Kabupaten Temanggung. Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun, tepatnya untuk mengawali masa panen tembakau. Acara kali ini berlangsung meriah dibandingkan tahun lalu, karena sebelumnya terhalang dengan pandemi.
“Tradisi ini selalu dilaksanakan tiap tahun. Selama pandemi tidak banyak yang bisa melaksanakan, tetapi hari ini mereka bisa melaksanakan wiwit, jadi mulai awal panen. Tentu semua berdoa agar hasil panen tembakaunya bagus,” jelasnya dilansir dari laman humas Prov Jateng.
Menurut Ganjar, ketika masa panen tembakau sudah tiba, persoalan yang selalu menjadi pertanyaan adalah berapa harga yang dipatok oleh pabrikan selaku pembeli. Makanya Ganjar berpesan agar pabrik atau pembeli tembakau, bisa memberikan harga bagus bagi petani.
“Biasanya yang menjadi problem adalah berapa harga yang akan bisa diberi oleh pabrikan. Maka sebenarnya kalau hari ini saya datang ke sini seperti pada tahun-tahun sebelumnya, biasanya diikuti dengan pesan agar pabrikan bisa membeli harga yang bagus,” katanya.
Selain itu, Ganjar juga meminta penyuluh pertanian untuk mendampingi para petani. Pendampingan ini sebenarnya dilakukan sejak awal menanam sampai selesai panen. Ia meyakini para petani tembakau sudah berpengalaman dalam menanam tembakau, sehingga tahu bagaimana menjaga kualitas tembakau.
“Kalau kualitas bisa dijaga, harganya akan bagus. Nanti saya akan ketemu dengan para grader dengan pabrikan agar sama-sama membuat simbiosa mutualisme sehingga petaninya menanam hasilnya bagus, pabrikannya membeli, semua happy, semua senang. Ini perlu dirawat, komunikasi,” kata Ganjar.
Petani tembakau di Desa Giripurno, Waripto (56), mengatakan. musim panen ini akan berlangsung Agustus sampai September. Sejauh ini ia melihat tanaman tembakau tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Oleh karena itu ia berharap agar harga yang diberikan pembeli bagus.
“Tanaman tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. Harapannya bisa laku mahal, kalau pesan Pak Ganjar tadi harganya stabil. (Kalau harga bagus) ya senang tapi yang penting agar tidak rugi itu saja,” ujar anggota Kelompok Petani Tembakau Ngudi Rahayu Désa Giripurno itu. she