Loading ...

KH Ahmad Darodji Minta Persoalan Pasar Relokasi MAJT jangan Berlarut-larut

daroji

Ketum MUI Jawa Tengah Dr KH Ahmad Darodji MSi saat berbincang dengan Gubernur Ganjar Pranowodalam suatu acara di Gradika Bakti Praja, belum lama ini. Foto:dok

SEMARANG (Jatengdaily.com)  – Keresahan para pedagang relokasi MAJT mendapat tanggapan serius pengurus Masjid Agung Jawa Tengah. Dewan Pengawas Pengurus Pengelola MAJT, KH Ahmad Darodji, meminta persoalan bekas pasar relokasi Johar di MAJT jangan berlarut-larut. Sebaiknya diselesaikan secara baik-baik. Semua pihak bisa duduk bersama, berembug dengan niat baik untuk memakmurkan umat atau rakyat Kota Semarang.

‘’Sebaiknya dirembug dengan baik, niatnya sejahterakan rakyat Semarang. Pemkot dan MAJT, bisa duduk bareng, Al Fatehah bareng, penak kok,’’ saran KH Darodji yang juga Ketua Umum MUI Jawa Tengah itu, Kamis (1/12).

Dengan begitu, lanjut dia, sebetulnya tak perlu ada ancaman untuk membongkar bangunan bekas pasar relokasi itu. Kedua belah pihak bisa berembug, misalnya masalah retribusi, pajak, dan sebagainya. Karena pada akhirnya retribusi dan pajak juga untuk rakyat Semarang.

‘’Hati nuraninya bicaralah, pedagang itu rakyat Kota Semarang juga. Tinggal dibicarakan saja, MAJT dan Pemkot,’’ kata Ahmad Darodji sambil menegaskan bahwa uang yang masuk tidak pernah masuk ke kantong pengurus.

‘’Pendapatan yang masuk tidak masuk ke saku pengurus satu sen pun, semua untuk umat, dan warga Kota Semarang juga,’’ tambah dia.

Ahmad Daroji bercerita bahwa lahan untuk pasar relokasi tersebut dulu disiapkan untuk pasar induk yang akan dibangun MAJT sejak zaman Gubernur Bibit Waluyo. Kemudian dipinjamkan MAJT kepada Pemkot untuk lahan relokasi pasar Johar yang terbakar.

‘’Waktu itu pejabat wali kota, Pak Taviv. Beliau bingung ngundang saya sebagai seorang pembina di MAJT. Saya katakan bisa gunakan lahan yang direncanakan untuk pasar induk,’’ ujar dia.

‘Pemkot Punya Utang’

Jadi sebetulnya, kata Ahmad Daroji, Pemkot Semarang ‘’punya utang’’ sama MAJT. Pertama perpindahan pasar, dari semula, kemudian menyewa. Juga penyelesaian Jalan Jolotundo di sebelah selatan MAJT yang dulu juga sempat bermasalah.

‘’Oleh karena itu sebaiknya ingat sejarah, yaitu sejarahnya dulu Pejabat Wali Kota Taviv minta kepada MAJT agar tanah masjit bisa dipakai,’’ tandasnya.

Saat itu, lanjut dia, MAJT kasihan kalau pedagang Pasar Johar sampai tidak berjualan karena kebakaran. Sekarang ini Pasar Johar sudah dibangun. Sebagian pedagang ada yang sudah pindah dan ada yang tetap ingin bertahan di tanah relokasi.

Karena itulah, tambah Ahmad Daroji, kemudian pengurus MAJT ingin merealisasikan cita-cita membangun pasar induk. Hanya saja tetap harus ada izin dari Pemkot. Dia berharap Pemkot mengiizinkan warganya yang tetap ingin berdagang di kawasan MAJT. Kalau bersedia ditempatkan kembali ke Pasar Johar bagus.

‘’Tetapi kalau tetap bertahan sesuai keinginannya, sebaiknya ya diizinkan saja. Karena itu warga Kota Semarang juga, kasihan juga kalau mereka nanti tidak mempunyai rezeki,’’ harap dia.

Dia berharap pemerintah kota bisa membantu niat baik MAJT untuk menampung para pedagang yang bertahan. ‘’Bagaimana supaya pedagang bisa makmur, dan MAJT tidak melanggar aturan. Ada izin untuk di pasar di situ. Saya kira penyelesainnya gampang, dan tidak usah dibikin sulit. Karena itu untuk mensejahterakan rakyatnya. MAJT juga ingin memakmurkan umatnya, Masjid Kauman juga begitu,’’ harap Ahmad Darodji. st

Facebook Comments Box
Exit mobile version