Menjadi Cerdas dalam Menulis

Oleh Nia Samsihono
MENULIS merupakan kegiatan yang menggunakan beberapa peralatan dari anggota tubuh, yaitu tangan, mata, dan otak. Bahan tulisan dapat dijumpai dari hasil bacaan, hasil pengamatan, hasil perenungan, atau pun kenangan yang tersimpan dalam ingatan otak manusia. Sebuah tulisan yang sudah jadi mempunyai unsur gagasan, tuturan, tatanan, dan wacana.

Seorang penulis akan menuangkan gagasan atau topik ke dalam tulisan yang berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki dari hasil pembacaan atau pengamatan lingkungan sekitar, atau dari pengalaman hidup yang pernah dialaminya. Oleh karena itu, sebuah gagasan atau topik dapat dilihat sebagai hasil sajian penulis dalam bentuk pendapat, pengalaman, atau pengetahuan. Gagasan itu diharapkan dapat dipahami dan dimengerti oleh pembaca tulisan tersebut.

Begitu reniknya proses penulisan sebuah karya menjadikan kegiatan penulisan itu seharusnya dilaksanakan dengan keseriusan pelakunya. Mengapa demikian? Proses menulis harus juga diikuti oleh kemampuan seseorang dalam olah pikir untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas. Berbagai pengetahuan setidaknya dikuasai oleh penulis dan dengan demikian, tulisan yang dihasilkan akan berkualitas.

Sehubungan dengan itu, Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena DKI Jakarta, untuk seterusnya dalam tulisan ini akan saya sebut sebagai Satupena Jakarta, telah menghimpun para penulis dan calon penulis dalam satu wadah yang diberi nama Satupena DKI Jakarta. Perkumpulan Penulis ini telah membentuk pengurus untuk mengelola kegiatan yang akan dilakukan oleh para anggotanya. Pengurus tersebut telah ditetapkan masa bekerjanya dari tahun 2022–2027 pada tanggal 20 Maret 2022 dengan sebuah SK Kepengurusan yang ditandatangani oleh Ketua Umum Satupena Indonesia, Denny JA dan Sekretaris Jenderal, Satrio Arismunandar.

Dengan ketetapan itu kepengurusan tersebut akan dikukuhkan pada tanggal 14 April 2022 di wilayah sekitar Jakarta, yaitu di Boho Coffee & Kitchen, Jalan Raya Jatiasih, No. 7, Jaka Setia, Bekasi. Selain pengukuhan pengurus juga diselenggarakan bedah buku novel karya Sari Narulita yang berjudul Cintaku di Lembata. Pada acara pengukuhan itu direncanakan ada pembacaan deklarasi dari penulis yang tergabung pada Satupena Jakarta. Deklarasi para penulis ini penting karena akan ada ikatan semangat para penulis itu untuk bersama-sama berkarya dengan satu tujuan yaitu menulis tulisan yang berkualitas untuk mencerahkan, menambah wawasan, atau menghibur pembaca.

Tentu saja karya akan ditulis secara baik dan benar dari sisi kaidah kebahasaan atau pun kaidah ejaan. Paling penting untuk penulis adalah menghargai karya orang lain dan tidak mengambil karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah tulisan atau pendapat sendiri. Oleh karena itu, Satupena Jakarta dapat dikatakan sebagai perkumpulan penulis yang bergerak di bidang pembangunan keterampilan literasi dan berpikir kritis serta mementingkan kemanfaatannya di masyarakat.

Tenda Besar
Seperti yang dikemukakan oleh Denny JA, Ketua Umum Satupena Indonesia bahwa Satupena akan menjadi tenda besar bagi para penulis Indonesia. Pendiri bangsa, mulai dari Bung Karno, Bung Hatta, Sutan Sjahrir adalah juga penulis yang karya-karyanya menjadi acuan hingga sekarang. Pemikiran mereka bernas dan menjadi pencerah dalam kehidupan. Satupena Jakarta mempunyai visi meningkatkan kemampuan penulis Indonesia untuk dapat menghasilkan tulisan yang berkualitas dan membaginya ke masyarakat.

Sedangkan misinya adalah menyediakan materi baca yang berkualitas yang dapat dengan mudah diperoleh masyarakat Indonesia; mengajak masyarakat beralih dari berbudaya lisan menjadi berbudaya membaca dan menulis; meningkatkan kemampuan literasi masyarakat Indonesia dengan bacaan yang dapat menghibur, mencerdaskan, dan menambah wawasan masyarakat.

Apa yang akan dilakukan para penulis yang bergabung dalam wadah Satupena Jakarta? Pertanyaan ini tentu terlintas di pikiran penulis-penulis itu. Apa yang akan dilakukan oleh Satupena Jakarta dengan menghimpun para penulis dan calon penulis? Hingga sekarang ini telah tergabung sekitar 132 penulis dan calon penulis yang bersemangat di Satupena Jakarta untuk mengikuti diskusi dan kegiatan yang telah direncanakan para pengurus Satupena Jakarta.

Telah tersusun beberapa program untuk menggiatkan para penulis itu, antara lain: pertemuan rutin diskusi tentang kepenulisan, penjaringan tulisan dari para penulis, dan pengukuran kelebihan dan kekurangan penulis dengan lomba, diskusi, atau bedah karya. Para penulis Satupena Jakarta akan menghasilkan buku-buku pengayaan untuk siswa sekolah dan juga buku-buku informasi tentang pariwisata dan budaya di Jakarta. Para penulis anggota Satupena Jakarta akan menulis karya yang dapat dibaca di Blog Satupena DKI Jakarta, dan juga akan menghasilkan karya mandiri. Semoga program ini dapat terwujud dan bermanfaat untuk masyarakat.

Beberapa hal dalam kepenulisan masih belum dikuasai oleh beberapa penulis, misalnya, ketika mereka menuangkan gagasannya masih belum tertata dalam cara pengungkapan gagasan yang berlaku dalam suatu tulisan. Hal ini yang menjadi perhatian para pengurus Satupena Jakarta.

Pengungkapan gagasan secara literer terbagi dalam bentuk deskripsi, persuasi, narasi, argumentasi, dan eksposisi. Penulis juga dapat mengetahui alat pendukung apa yang akan digunakan dalam menyampaikan gagasannya. Oleh karena itu, penulis diharapkan menyadari bahwa kata dan pernik-perniknya merupakan alat untuk mengungkapkan gagasan.

Bagaimana sebuah kata itu dapat berfungsi di dalam komunikasi pengungkapan gagasan pada sebuah tulisan, itu yang sangat penting untuk disadari para penulis. Kata dan seluk beluk makna dan bentuknya juga harus dipahami para penulis. Dengan demikain, tepatlah kiranya Satupena Jakarta merangkul penulis dan calon penulis untuk dapat bersama-sama meningkatkan kualitas dalam menulis.

Ketika seseorang menulis, ia akan menggunakan seluruh koleksi pengalaman atau pengetahuan yang ia miliki. Tentu saja koleksi atau pengetahuan itu harus terus ditambah dengan informasi terbaru. Penambahan pengetahuan tersebut didapatkan dari membaca, mengamati, merenungkan segala hal yang berkembang di sekitar penulis itu berada.

Oleh karena itu, dengan kegiatan menulis, kecerdasan seseorang akan bertambah. Ia dapat memilah-milah pengetahuannya untuk menyampaikan gagasan kepada orang lain dalam bentuk tulisan. Jadi, memang benar bahwa seseorang menjadi cerdas oleh karena melakukan kegiatan menulis.

*Nia Samsihono adalah nama pena Dra Dad Murniah MHum, Ketua Umum Satupena DKI Jakarta. Jatengdaily.com-st

Exit mobile version