BOYOLALI (Jatengdaily.com) – Sejumlah pasar hewan di Karisidenan Surakarta atau Solo Raya ramai-ramai ditutup pihak pemerintah daerah setempat. Penutupan sementara pasar hewan tersebut menindaklajuti kian merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak belakangan.
Sejumlah daerah yang menutup pasar hewan tersebut di antaranya di Kabupaten Boyolali, Klaten, Wonogiri dan Sukoharjo. Langkah ini diambil untuk mencegah penularan hewan ternak dari daerah lain yang masuk ke pasar hewan tersebut.
Baca Juga: Penyekatan Lalu Lintas Hewan Ternak di Demak, Cegah PMK
Di Boyolali lima pasar hewan ditutup sementara mulai tanggal 27 Mei hingga 10 Juni mendatang. Lima pasar Hewan itu ada di Jelok Cepogo, Karanggede, Nogosari, Simo, dan Ampel.
Pihak Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah melakukan pelacakan (tracking) terhadap 4.473 ekor hewan ternak. “Dari pelacakan terhadap 4.473 ekor hewan ternak itu, ada 360 ekor suspek dan 21 ekor positif terpapar PMK,” kata Kepala Disnakkan Kabupaten Boyolali Lucia Dyah Suciati usai rapat koordinasi penanganan PMK di Boyolali.
Sedangkan Pemkab Klaten mengeluarkan kebijakan penutupan pasar ternak sementara di enam pasar hewan selama 14 hari mulai tanggal 25 Mei – 7 Juni 2022. Pasar hewan yang ditutup di antaranya di Prambanan, Jatinom, Wedi, Pedan, Cawas serta Plembon.
Bupati Klaten, Sri Mulyani mengungkapkan perkembangan PMK di Kabupaten Klaten tiap hari mengalami kenaikan kasus dan 99% kasus suspek mengarah ke PMK. Di Kabupaten Klaten terdapat 6 kasus terkonfirmasi dan 63 suspek PMK yang tersebar di 6 kecamatan dan 12 desa.
Penutupan pasar hewan juga dilakukan di Kabupaten Sukoharjo, Penutupan tersebut dimulai Selasa (24/5) hingga 6 Juni 2022 mendatang. Begitupula di Kabupaten Wonogiri yang sebelumnya juga sudah mengambil kebijakan penutupan sementara pasar hewan. yds