in

Polda Jateng: 66 Warga Wadas Dipulangkan dan Tak Ada Tersangka

Warga Wadas Purworejo dipulangkan setelah sempat diamankan polisi. Foto: humas prov. jateng

SEMARANG (Jatengdaily.com) – Sebanyak 66 warga Wadas, Purworejo semuanya sudah dipulangkan, setelah sempat diamankan polisi menyusul terjadinya ketegangan dalam proses pengukuran lahan proyek Bendungan Bener di desa setempat.

Pihak Polda Jateng juga memastikan bahwa dari 66 orang tersebut tidak ada yang ditetapkan sebagai tersangka. “Tidak ada yang jadi tersangka,” kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Iqbal Alqudusy di Semarang Kamis (10/2/2022).

Baca Juga: Insiden Wadas Purworejo; Gubernur Ganjar Buka Ruang Dialog

Menurutnya, terkait dengan beredarnya berita bohong berisi unggahan provokatif tentang peristiwa Wadas di media sosial, sudah mulai dilakukan penyidikan. “Proses penyidikan terhadap admin dan unggahan-unggahan yang ada di akun tersebut sebagai sumber berita provokatif,” katanya pula.

Sejauh ini kondisi Desa Wadas, kata dia, sudah relatif kondusif. Tim Badan Pertanahan Nasional (BPN) juga akan menuntaskan pengukuran lahan yang tinggal menyisakan 50 bidang tanah.

Disewakan Bus
Dengan pemulangan tersebut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah memenuhi janjinya. Ganjar bahkan menyewa dua unit bus untuk mengantar warga pulang ke Desa Wadas pada Rabu (9/2/2022) siang.

Ganjar mengatakan, sebelum pulang, warga sempat berkomunikasi dengan dirinya lewat video call. Salah satunya dengan Nurhadi, warga penolak quarry Wadas yang videonya viral ketika ditangkap polisi.

“Saya sempat video call, karena ada beberapa teman yang di sana, satu namanya kalau tidak salah Pak Nurhadi. Itu yang digambar digotong-gotong ditarik-tarik itu, terus Pak Nurhadi bilang ‘saya yang viral itu lho pak’,” kata Ganjar dilansir laman jatengprov.go.id.

Dalam obrolan daring itu, Ganjar menanyakan kesehatan Nurhadi dan warga lainnya. Jika ada keluhan sakit, ia meminta agar warga diperiksakan ke rumah sakit.

“Kalau ada yang sakit-sakit mbok diantar ke rumah sakit, nanti saya bantu. Sampai hari ini sih belum ada laporan, mudah-mudahan sehat ya,” terang Ganjar.

Obrolan berlanjut hingga warga mengatakan tidak mau diantar dengan mobil polisi. Ganjar kemudian menawarkan diantar dengan bus. Warga ternyata bersedia.

“Terus minta dibantu bus ya kita bantu juga, agar mereka lebih nyaman. Rasa-rasanya kalau naik kendaraan polisi kok seperti tahanan, katanya begitu, tidak nyamanlah,” bebernya.

Ganjar pun menyewa dua unit bus untuk mengantar warga pulang. Bahkan menjelang pulang, warga diberi bingkisan.

Selanjutnya Ganjar akan mengevaluasi pendekatan kepada warga. Menurutnya, tidak boleh lagi ada tindak kekerasan dalam penyelesaian masalah. “Yang jelas kita review ulang, agar dalam melakukan pendekatan nanti tidak ada kekerasan,” kata Ganjar. yds

 

Written by Jatengdaily.com

Rusun jadi Akomodasi Tambahan Penonton MotoGP Mandalika

Antisipasi Omicron, BINDA Jateng Kebut Vaksinasi Massal