Oleh: Citra Chintia Mutiara, SST., M.Si
Statistisi Ahli Pertama BPS Kota Surakarta
HANTAMAN pandemi Covid-19 benar-benar membuat perekonomian berkontraksi, hampir seluruh sektor perekonomian melaporkan omset usaha yang anjlok. Perlambatan perekonomian disebabkan berkurangnya aktivitas masyarakat baik disebabkan kekhawatiran tertular Covid-19 maupun adanya kebijakan PPKM dari pemerintah. Pandemi Covid-19 sudah berlangsung lebih dari 2 tahun dan sepertinya pilihan terbaik menghadapi pandemi ini adalah menerima kenyataan bahwa pandemi Covid-19 memang ada dan bagaimana menemukan cara terbaik untuk tetap bertahan serta kehidupan perekonomian terus berlangsung.
Sektor pariwisata merupakan sektor yang paling berkaitan erat dengan mobilitas orang, dengan adanya pembatasan aktivitas tidak heran kegiatan ekonomi yang bersinggungan dengan sektor pariwisata menjadi sangat terpuruk saat pandemi Covid-19 melanda.
Surakarta, Kota Budaya dan Kuliner
Kota Surakarta telah lama dikenal sebagai daerah tujuan wisata budaya dan kuliner. Keberadaan Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran menjadi daya tarik bagi wisatawan yang menyukai cerita sejarah. Kota Surakarta juga dikenal dengan kulinernya yang khas seperti tengkleng, sate kambing, serabi solo, dan lain sebagainya. Pemerintah Kota Surakarta sepertinya tahu betul potensi pariwisata yang dimiliki dan kedatangan wisatawan dapat menggerakan perekonomian warga lokal melaui menginap di hotel, wisata kuliner, serta berbelanja oleh-oleh.
Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kota Surakarta untuk mendongkrak kedatangan wisatawan ke Surakarta. Seperti contohnya pada akhir tahun 2021 Walikota Surakarta bekerja sama dengan Walikota Yogyakarja meluncurkan Calender of event 2022 sebagai upaya meningkatkan pariwisata di wilayah aglomerasi. Kerjasama ini cukup masuk akal melihat tema wisata kedua kota yang mirip dan jarak antar kota yang tidak terlalu jauh.
Pariwisata dalam Statistik
Indikator statistik terkait pariwisata yang rutin dirilis oleh BPS diantaranya adalah Tingkat Penghunian Kamar (TPK) dan Rata-rata lama menginap (RLM). TPK adalah persentase banyaknya malam kamar yang dihuni terhadap banyaknya malam kamar yang tersedia, sedangkan RLM adalah banyaknya malam tempat tidur yang terpakai (malam tamu) dibagi dengan banyaknya tamu yang menginap. TPK dan RLM seringkali menjadi materi pembahasan saat dilakukan evaluasi program kerja terkait pariwisata.
Jika angka RLM tinggi dapat dikatakan wisatawan betah tinggal di hotel tersebut dan harapannya semakin banyak transaksi ekonomi yang dilakukan di daerah tersebut. BPS Kota Surakarta melakukan rilis angka RLM hotel bintang pada setiap hari kerja pertama setiap bulan bersamaan dengan rilis data inflasi. Peningkatan RLM menjadi tantangan tersendiri bagi Kota Surakarta yang hanya memiliki luas wilayah sebesar 46,72 km2. Dengan luas wilayah yang cukup kecil tersebut, hanya diperlukan waktu kurang lebih 1 jam untuk melewati dari ujung ke ujung Kota Surakarta dan tidak perlu untuk menginap di hotel. Statistik menunjukan rata-rata lama tamu menginap di hotel bintang di Kota Surakarta selama tahun 2020 – 2021 tidak pernah mencapai 2 malam.
Grafik Rata-rata Lama Menginap Hotel bintang di Kota Surakarta Tahun 2020 – 2021 setiap Bulan (Malam)
Sumber: BPS Kota Surakarta
Event terkait budaya sepertinya masih menjadi andalan utama Pemerintah Kota Surakarta untuk menarik kedatangan wisatawan, tapi nampaknya tidak cukup untuk membuat wisatawan berlama-lama menginap di Kota Surakarta. Tidak dapat dipungkiri perkembangan destinasi wisata di daerah sekitar Surakarta sangat berkembang akhi-akhir ini. Kabupaten di sekitar Surakarta seperti Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali dan kabupaten lainnya sedang gencar mempromosikan destinasi wisata alam maupun kuliner. Fenomena ini hendaknya dimanfaatkan oleh Pemerintah Kota Surakarta untuk menjalin kerja sama dengan pemerintah kabupaten sekitar untuk bersama-sama mempromosikan wisata di daerah aglomerasi.
Hotel Bintang Penunjang Pariwisata
Jumlah hotel bintang di Kota Surakarta sebanyak 58 hotel, cukup banyak jika dibandingkan jumlah hotel bintang di Kabupaten lainnya di sekitar Surakarta. Jumlah hotel bintang yang cukup banyak di Surakarta menjadi keuntungan tersendiri karena berarti wisatawan memiliki banyak pilihan tempat menginap. Pemerintah Kota Surakarta dapat membuat penawaran suatu paket perjalanan wisata mulai dari menginap di hotel bintang, melihat atraksi budaya, menikmati wisata kuliner di Kota Surakarta yang dilanjutkan perjalanan wisata hari selanjutnya ke destinasi wisata di kabupaten sekitar Surakarta. Kabupaten di sekitar Surakarta tentu saja juga mendapatkan keuntungan ekonomi dari kunjungan wisatawan tersebut misalnya dari tiket masuk tempat wisata, makan siang, isi bahan bakar, belanja oleh-oleh maupun dari pembelian jajanan di pinggir jalan.
Staycation, yang akhr-akhir ini tengah menjadi trend di masyarakat juga bisa dimanfaatkan oleh pihak hotel dengan menyediakan fasilitas paket menginap yang menarik sehingga banyak wisatawan yang tertarik untuk menginap lebih lama di Kota Surakarta.
Tabel Jumlah Hotel Bintang di Kota Surakarta dan Kabupaten di sekitarnya Tahun 2021
Sumber: Publikasi Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka
Penguatan kualitas pelayanan di sektor penunjang pariwisata seperti alat transportasi, kualitas jalan, jumlah penyedia makan dan minum dan lainnya hendaknya juga ditingkatkan karena dapat meningkatkan rasa nyaman wisatawan saat berkunjung sehingga dapat mempertimbangkan untuk menambah waktu kunjungan maupun merencanakan untuk berkunjung kembali ke Kota Surakarta. Jatengdaily.com-st