in

Untag Berkomitmen Cetak Calon Guru Kepercayaan Terhadap Tuhan YME

Rektor Untag Semarang Prof. Dr. Drs. Suparno, MSi bersama Ketua Presidium DMP-MLKI Mulo Sitorus, SH. SpD memperlihatkan naskah kerjasama dukungan Prodi PKT-TYME Fakultas Bahasa Dan Budaya Untag yang baru saja ditandatangani, yang diselenggarakan di kampus Untag, Jl. Pawiyatan Luhur Semarang. Foto:ist

SEMARANG (Jatengdaily.com) – Sejak diserahkannya Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nomor: 418/E/0/2021, tanggal 23 September 2021 kepada Untag Semarang untuk menyelenggarakan program studi Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa (PKT-TYME) dibawah ampuan Fakultas Bahasa dan Budaya (FBB) Untag Semarang, maka Untag terus eksis dan berkomitmen untuk mencetak calon guru PKT-TYME.

Hal itu disampaikan oleh Rektor Untag Semarang Prof Dr Drs Suparno, MSi saat menandatangani naskah kerja sama dengan Dewan Musyawarah Pusat Majelis Luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa (DMP-MLKI), yang diselenggarakan di kampus merah putih Untag Jl. Pawiyatan Luhur Semarang, belum lama ini.

Penandatanganan dilakukan oleh Mulo Sitorus, SH SpD selaku Ketua Presidium DMP-MLKI dengan Prof Suparno selaku rektor bersama Dekan Fakultas Bahasa dan Budaya Yosep Bambang MS, PhD.

Acara penandatanganan dihadiri oleh jajaran prosedium DMP-MLKI dan seluruh pejabat struktural Untag Semarang. Adapun tujuan dari kerja sama tersebut adalah penguatan di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi, sekaligus sebagai mitra untuk mensuport keberadaan Program Studi PKT-TYME yang dikelola oleh Untag Semarang.

Dalam sambutannya Prof Suparno mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan dukungannya yang diwujudkan dalam bentuk naskah kerja sama, diharapkan melalui kerja sama ini dapat mendulang mahasiswa colon guru PKT-TYME yang lebih banyak, dengan demikian kepercayaan dan harapan pemerintah dapat terwujud.

Prof Suparno menyampaikan bahwa prodi ini dirintis sejak Desember 2017 bersama perwakilan dari Direktorat Kepercayaan dan Masyarakat Adat (KMA) Kemendikburistek, Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia, yayasan Pembina Pendidikan 17 Agustus 1945 Semarang dan Untag, berjuang mempersiapkan modulnya,  kurikulumnya, buku ajarnya, serta para dosennya yang berkualifikasi, yang hingga akhirnya pada tanggal 23 September 2021 izin operasionalnya telah terbit.

Dengan dibukanya prodi baru ini para peserta didik yang saat ini diberi pelajaran oleh para penyuluh bersertifikat, nantinya akan memiliki guru secara resmi. Dengan demikian mereka mempunyai hak dan kedudukan yang sejajar atau setara dengan semua saudara sebangsa dan setanah air. Hal ini bukan hanya pengakuan secara resmi oleh negara, melainkan juga sebagai realisasi dari amanat UUD 1945.

Pada kesempatan itu pula Prof Suparno juga menjelaskan bahwa program studi ini merupakan prodi yang paling bontot (ragil) di Untag, dan merupakan satu satunya prodi yang ada di Indonesia.

Menurutnya prodi ini merupakan sebuah tonggak penting, yang dapat memberikan kontribusi bagi terciptanya masyarakat Indonesia yang pruralistis ini semakin damai dan bersatu pada masa yang akan datang, karena pada prinsipnya semua warga negara mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan ilmu pengetahuan sesuai bidangnya masing masing.

Untuk sementara ini mahasiswa yang terdaftar pada semester gasal 2021 – 2022 ini sebanyak 34 orang, yang berasal dari berbagai provinsi yang ada di Indonesia, dan semua mendapatkan beasiswa LPDP dari pemerintah. Untuk itu dia berharap agar pada semester berikutnya dapat diikuti oleh mahasiswa yang lebih banyak lagi.st

Written by Jatengdaily.com

Kunker ke Solo Raya, Puan Dijemput Gibran di Bandara hingga Nyoto Bareng

Peringati HUT YPP 17, Untag Berbagi di Bulan Ramadan