BOYOLALI (Jatengdaily.com) – Warga Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali masih nguri-nguri budaya dengan menggelar lebaran sapi atau bakda sapi di bulan Syawal ini.
Seperti yang digelar pada Senin (9/5/2022), warga mengarak hewan ternak sapi bertepatan dengan lebaran ketupat. Tradisi warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi tersebut sudah berlangsung turun temurun.
Tokoh masyarakat setempat, Jaman jika pada dua tahun lalu jumlah sapi yang diikutkan dalam acara ini terbatas karena pandemi Covid-19, pada Senin (9/5/2022), jumlahnya lebih banyak.
“Tahun ini sudah diperbolehkan maka masyarakat antusias sekali dalam melaksanakan tradisi tersebut. Untuk tahun ini, kalau dihitung banyak sekali, kalau setiap keluarga mengeluarkan sapinya bisa hampir 100an,” jelasnya seperti dikutip laman pemkab boyolali.
Sedari pagi, warga setempat telah berkumpul di jalan utama di Desa tersebut. Tradisi yang diikuti 110 KK warga Dukuh Mlambong, Gedongsari dan Rejosari ini diawali dengan kenduri, membawa ketupat dilengkapi sayur dan lauk pauk. Gelaran tikar ini digunakan warga untuk memanjatkan doa sebagai wujud syukur.
Usai kenduri, hewan ternak milik warga diarak dengan gunungan ketupat serta hasil bumi lainnya menyusuri jalan di dukuh. Sebelum sapi diarak keliling kampung, sapi diberikan makanan ketupat dan kemudian dioleskan atau diberikan minyak wangi sehingga harum. Ternak sapi dimanjakan oleh peternaknya karena melalui ternak, masyarakat mampu hidup sejahtera.
“Sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rejeki lewat hewan peliharaan,” ungkapnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali, Darmanto mengapresiasi masyarakat Desa Sruni yang tetap melestarikan tradisi para leluhur tersebut.
“Ini suatu tradisi yang baik sebagai peninggalan warisan budaya dari para pendahulu kita yang wajib kita lestarikan. Mengapresiasi atas kegiatan ini. Harapannya masyarakat lebih total dalam mengelola sapi sehingga ini menjadi motivasi masyarakat untuk terus bersama sapi sapinya demi kesejahteraan mereka,” kata Darmanto.
Salah satu warga yang ikut hadir dan menyaksikan tradisi Bakdan Sapi, Eka Aprilia menyambut baik tradisi yang masih dilestarikan oleh warga setempat. Melalui tradisi yang turun temurun dilakukan warga lereng Gunung Merapi tersebut, dia berharap generasi penerus dapat ikut melestarikan agar tidak lekang oleh waktu. yds