in

Hanya Tersisa 2 Desa di Sayung Demak yang Tak Tergenang Rob

Bupati Demak dr Hj Eisti'anah didampingi Camat Sayung Sukarman dan Ketua DPRD HS Fahrudin Bisri Slamet berfoto bersama stakeholder terkait mitigasi banjir dan rob di Demak khususnya di Kecamatan Sayung. Foto: rie

DEMAK (Jatengdaily.com) – Bencana banjir dan rob di Kabupaten Demak khususnya Kecamatan Sayung lima tahun terakhir terindikasi semakin parah. Bahkan dari 20 desa di kecamatan paling barat sisi utara itu, hanya menyisakan dua desa yang tak atau belum tersentuh rob.

Pada FGD Mitigasi Bencana Banjir dan Air Pasang/Rob di Kecamatan Sayung Berbasis Peran Serta Stake Holder, Camat Sayung Sukarman SSos MM mengungkapkan, awalnya hanya 10 desa di sisi utara jalan pantura Demak yang terendam rob. Namun lima tahun terakhir, genangan air pasang laut itu meluas ke sisi selatan jalan pantura.

“Saat ini dari 20 desa di Sayung hanya menyisakan dua desa yang tidak terendam air rob.Harapan kami melalui FGD ini ada solusi untuk persoalan rob di Sayung. Sebab tak hanya merusak tambak dan menggenangi pemukiman berikut infrastruktur desa, rob juga telah menjadikan banyak lahan persawahan tak lagi produktif karena cemaran air laut,” ujarnya, Kamis (16/3).

Mengenai persoalan banjir dan rob, Ketua DPRD Kabupaten Demak HS Fahrudin Bisri Slamet menuturkan, bicara mitigasi meskinya ada pra, saat dan pasca. “Bagaimana kita melihat hal itu. Banjir artinya kelebihan air, karena tidak ada lagi tempat untuk menampung air. Demak daerah terendah sehingga tingkat sedimen tinggi. Sehingga ketika curah hujan tinggi praktis banjir,” ujarnya.

Ketika ingin masyarakat tidak terkena banjir dan rob, harus ada sinergi masyarakat, pemdes, pemkab, provinsi, pusat, juga swasta. Sebab menangani banjir dan rob harus secara komprehensif. Kalau hanya parsial, apalagi air sifatnya mengalir ke tempat lebih rendah, tentunya tidak akan ada penyelesaian masalah.

“Mari mencari solusi bersama. Kalau tidak ditangani serius, jalan nasional atau Jalan Daendels yang melintasi Demak akan hilang. Kalau hanya dibebankan Demak tidak akan selesai sampai kapanpun, meski DPRD support anggaran milyaran rupiah, karena kemampuan keuangan daerah sangat terbatas,” imbuhnya.
.
Maka menurut Fahrudin Bisri Slamet, kini bukan saatnya berkutat rob bencana atau tidak. Tapi fokus pada penanganan banjir maupun rob. Termasuk normalisasi sungai-sungai yang ada. Sebab itu butuh sinergitas. Apalagi selain masalah sedimen, banyak tumpukan sampah di aliran sungai hingga menghalangi aliran air dari hulu.

“Perlu kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya. Peran pemdes dibutuhkan untuk melibatkan masyarakat menjaga kebersihan. Harus ada eksekusi yang jelas,” imbuh politisi PDIP itu.

Turut hadir sebagai narasumber, Kabid KPI BBWS Pemali Juana Anggraini Ahmad MT MSc, yang memaparkan materi terkait penanganan dampak rob. Seperti telah dilakukan di pesisir Pekalongan. Selain itu ada pula Prof Dr Ign Sriyana, Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang, yang membahas pentingnya peran serta masyarakat dalam menjaga dan merawat lingkungan. Serta Sub Koor SDA LH Bappeda Provinsi Nathan Setyawan ST MEng.

Sementara itu sebagai closing statement, Bupati Demak dr Hj Eisti’anah menyampaikan, kerusakan alam akibat rob dan abrasi yang membentang sepanjang 40 kilometer pesisir Demak memang tak bisa disepelekan. Sehubungan itu pemkab telah koordinasi dengan Bappenas. Karena untuk tangani rob yang telah berlangsung dua dekade itu butuh dana triliunan. Sehingga tidak bisa dilakukan Kabupaten Demak sendirian, begitu pun kewenangan yang terbatas.

Senada dengan Ketua DPRD Kabupaten Demak HS Fahrudin Bisri Slamet, bupati berpendapat, agar Sayung selamat, penanganan rob harus berjalan bersama. Alasannya, bila menunggu pembangunan tanggul laut selesai, selain butuh dana triliunan serta waktu lama.

“Maka itu kami juga telah berkomunikasi dengan Bappeda Provinsi Jateng mengenai bantuan RTLH. Kalau lempar tangan semua, tidak menyelesaikan masalah. Semoga adanya FGD semakin memperkuat sinergitas stakeholder dalam penanganan banjir dan rob,” pungkas bupati. rie-yds

Written by Jatengdaily.com

SBI Bahas Rencana Strategis CSR Bersama Masyarakat

Tanah Longsor di Bogor, Warga Terdampak akan Direlokasi