in

Ibadah Lain Harus Didakwahkan Seperti Puasa

Oleh : Nur Khoirin YD

HARI ini kita sudah memasuki bulan puasa 1444H. Bulan yang ditunggu-tunggu sejak bulan Rajab yang lalu. Maka kita sambut dengan rasa syukur dan bergembira, karena umur kita menangi bulan suci lagi.
ﻣَﻦْ ﻓَﺮِﺡَ ﺑِﺪُﺧُﻮﻝِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺣَﺮَّﻡَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺟَﺴَﺪَﻩُ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﻨِّﻴْﺮَﺍﻥِ
“Barangsiapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, maka Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka. (Nash riwayat ini disebutkan di kitab Durrat An-Nasihin)

Kabar gembira mengenai datangnya Ramadhan juga disebutkan dalam suatu hadits Nabi saw bersabda :
ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ

“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.”[2]
Salah satu gambaran tentang kemulyaan dan indahnya bulan ramadlan, diantaranya ada Hadits yang diriwayatkan oleh Sahabat Salman Al Farisi menceritakan, bahwa Rasulullah saw setiap akhir bulan Sya’ban berkhuthbah :

“Wahai para manusia, akan datang bulan agung yang mulia, bulan penuh berkah, di dalam bulan itu ada malam yang mulia lebih utama dari seribu bulan, yaitu lailatul qadar. Allah mewajibkan puasa pada bulan ini (ramadlan), dan pada malam harinya disunnahkan melakukan shalat. Barangsiapa melakukan amal kebajikan pada bulan ini maka pahalanya seperti melakukan ibadah fardlu di bulan lain.

Ramadlan adalah bulan (menempa) kesabaran, dan orang yang sabar pahalanya adalah surga. Ramadlan adalah bulan pertolongan, ramadlan adalah bulan bertambahnya rizqi bagi mu’min. ramadlan adalah bulan rahmat, pertengahnnya ampunan, dan akhirnya adalah kebebasan dari siksa neraka”.(awwaluhu rahmah wa ausathu magfiroh wa akhiruhu ’itqu minannar).

Pemdekatan dakwah yang tepat
Mengapa ibadah puasa sedemikian populer dan diminati? Dibandingkan dengan ibadah salat dan zakat yang bida dipotret. Padahal ibadah yang paling berat. Harus menahan lapar dan dahaga sepanjang sehari. Apalagi pada musim panas seperti tahun ini. Jawabannya adalah, karena keberhasilan pendekatan dakwah. Puasa tidak hanya didakwahkan dengan dalil kutiba alaikumusshiyam (diwajibkan atas kamu berpuasa). Tidak hanya melalui pendekatan normatif dan teologis, puasa sebagai salah satu rukun Islam, wajib ain hukumnya, dosa bagi yang meninggalkannya, pahala surga bagi yang melakukan, dan siksa neraka bagi yang meninggalkan.

Kewajiban puasa didakwahkan dengan pendekatan filosofis, yaitu dengan mengungkapkan maqasidut tasyri’ (maksud), asrarut tasyri’ (menyingkap rahasia), dan hikmatut tasyri’ (hikmah). Puasa dikaji secara ilmiah dari berbagai aspek dan sudut pandang, dari aspek medis, kesehatan, psikis, kejiwaan, dan sosial. Bahkan dilakukan oleh ahli-ahli yang bukan seorang muslim.

Semua kajian kemudian menemui kesimpulan yang saling melengkapi, bahwa puasa menyehatkan fisik, puasa menyehatkan jiwa, puasa dapat menumbuhkan kepedulian sosial, puasa melatih kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab, dan bahkan puasa terbukti meningkatkan etos kerja.

Peran media juga sangat penting. Koran, majalah, tv, medsos, wa, internet, radio, baliho, spanduk, dll. Meskipun barangkali niat utama mereka adalah untuk merebut pasar dan meningkatkan popularitas. Misalnya mall-mall, supermarket dihias aksesori nuansa ramadhan, lagu-lagu rohani Islam. Pengusaha memanfaatkan moment untuk memperbaiki citra, dalam rangka meningkatkan kepercayaan pasar.

Politisi juga pasang iklan untuk menaikkan popularitas dalam rangka mendongkrak perolehkan suaranya. Tetapi ini semua memberi nuansa syi’ar Islam, dan turut mempopulerkan ibadah ramadhan, sehingga semakin dimengerti dan diminati. Orang kemudian bangga menjadi bagian dari Ramadhan yang modern dan keren.

Ibadah lain harus didakwahkan seperti puasa
Ajaran-ajaran Islam yang lain mestinya harus didakwahkan dengan cara seperti puasa ini, agar menjadi populer dan diminati. Seperti zakat, larangan riba, minuman keras dan narkotika, larangan zina, korupsi, suap, monopoli, dll. Sebab dakwah dengan pendekatan normatif saja, mendahulukan dalil, halal haram, pahala dosa, sah tidak sah, ternyata kurang efektif untuk masyarakat modern yang kritis.

Dakwah secara normatif, bahkan memberi kesan yang tidak baik. Ada kesan, ajaran Islam itu rumit, ribet, banyak aturan, sedikit-sedikit dosa dan haram. Ini berakibat orang luar tidak tertarik, orang dalam juga dilanda bosan dan lari.

Kebenaran ajaran Islam harus kita buktikan dengan kajian-kajian ilmiah dan penelitian. Sudah banyak yang membuktikan, bahwa perintah dan larangan Syari’ah pasti ada maksud tersembunyi yang bertujuan untuk kebaikan manusia.

Diharamkan minuman keras (khamr), karena merusak akal, jiwa, dan banyak yang mati mendem. Larangan zina dan seks bebas, karena perilaku yang tidak bermartabat, menimbulkan HIV, aids, dan merusak tatanan rumah tangga dan sosial. Dilarangnya riba, karena menjadi sumber ketidakadilan dan kezaliman, serta merusak tatanan ekonomi.

Marilah kita dakwahkan ajaran Islam yang indah ini, dengan cara-cara yang menarik. Insyaallah ajaran Islam akan menjadi solusi bagi semua problem kehidupan. Orang mengamalkan Islam dengan penuh kesadaran dan bukan lagi sebagai beban rutinitas yang memberatkan. Khubah Jum’at di Chiky Indofoot, 2 Ramdhan 1444H/24 Maret 2023.

DR. H. Nur Khoirin YD., MAg, Ketua BP4 Propinsi Jawa Tengah/Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Walisongo, Tinggal di Jl. Tugulapangan H.40 Tambakaji Ngaliyan Kota Semarang.
Jatengdaily.com-St

Written by Jatengdaily.com

Dukung Kelestarian Sumber Daya Air, CCEP Indonesia Ajak Masyarakat Tanam Pohon dan Buat Biopori

BEM USM Akan Gelar Pemilihan Putra Putri Kampus