in

Kunjungi Ponpes Fadhlul Fadhlan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tertarik Perkembangan BUMP

Pengasuh Ponpes DR. KH. Fadlolan Musyaffa', Lc., MA memakaikan peci kepada Sandiaga Uno saat berkunjung ke ponpes. Foto:dok

Kunjungi Fadhlul Fadhlan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tertarik Perkembangan BUMP

SEMARANG (Jatengdaily.com) – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI , Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A. mengunjungi Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan (Pesantren Bilingual Berbasis Karakter Salaf) Semarang dalam acara “Halaqah Pengasuh Pondok Pesantren dan Pengajian Akbar Mar’ah Shalihah Jawa Tengah” di Masjid Raudhatul Jannah Pesantren Fadhlul Fadhlan, Sabtu (28/1).

Kegiatan tersebut dihadiri tak kurang dari 5.000 jamaah dari berbagai majelis ta’lim seJawa Tengah mujahadah Asmaul Husna, Yasin Fadhilah, Maulid Dziba, Manaqiban, Tahlilan, dan Doa bersama.

Pada kunjungannya, Sandiaga mengelilingi stan-stan UMKM dan BUMP (Badan Usaha Milik Pesantren) Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan (PPFF) yang menawarkan 15 jenis produk, di antaranya trans travel, peternakan kambing, atsiri, fashion, dan berbagai jenis kuliner.

Dengan berbagai produk yang ditawarkan PPFF, tampaknya menarik perhatian Sandiaga.Bahkan dia , membeli beberapa produk BUMP-PPFF.

“Saya lihat beberapa produk PPFF ya saya tertarik dan langsung beli, seperti makanan dan minuman olahan rosela, telang, binahong, dan buku best seller yang berjudul “Tak Tercerabut dari Akarnya” ucap Sandiaga.

Dia juga menyampaikan bahwa ada produk-produk BUMP-PPFF yang dapat dikembangkan melalui santri digital preneur dan penjualannya dapat meningkat melalui ekosistem digital.

Dengan adanya BUMP-PPFF juga melatih jiwa entrepreneur para santri, hingga kelak mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat di pesantren.

Seperti diketahui, Santri PPFF memang diarahkan dan diajarkan dalam berbagai bidang oleh pengasuh DR. KH. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA. Di mana santri tidak hanya paham kitab kuning, pandai berbahasa Inggris dan Arab serta hafal Al-Qur’an saja.

“Santri juga dituntut untuk mampu mandiri mengembangkan jiwa entrepreneur dengan harapan kelak mampu berperan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Mencetak mental pengusaha, bukan pegawai atau karyawan” Demikian pesan Kiai Fadlolan. St

What do you think?

Written by Jatengdaily.com

Peningkatan Kasus Kekerasan Seksual terhadap Anak Harus Diatasi dengan Langkah Nyata

Kegelisahan Sulis Bambang Sumber Kreativitasnya