DEMAK (Jatengdaily.com) – Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Demak mencatat 62 desa mengalami kesusahan air bersih dampak kekeringan yang semakin panjang. Ada tambahan empat kecamatan yang diprekirakan mengalami kekeringan.
“Sebelumnya hanya 58 desa yang diprediksi alami kesusahan air bersih, tercatat per Agustus ini meningkat hingga 62 desa. Empat yang bertambah di Kecamatan Mranggen, Kecamatan Dempet, Kecamatan Kebunagung, Kecamatan Wedung, dan Kecamatan Demak kota,” kata Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan Logistik dan Peralatan Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Demak, Suprapto, Senin (28/8/2023).
Sementara beberapa kecamatan yang masuk kategori rawan, Kecamatan Wedung masuk paling rawan kekeringan di tahun 2023.
“Karena kecamatan wedung sendiri pamsimasnya, dari PDAM (perusahaan daerah air minum) sudah mengalami asin,” ungkapnya.
Berdasarkan informasi dadi Badan Meteologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kemarau masih berlanjut hingga bulan September dan bahkan bisa sampai Oktober. Pihakny pun berharap kemarau bisa cepat berakhir agar jumlah desa yag terdampak tak semakin meluas.
“Mudah-mudahan tidak terjadi seperti itu (semakin panjang kemaraunya),” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, musim kemarau di Jawa Tengah (Jateng) yang tak kunjung usai membuat stok ketersediaan air bersih di Kabupaten Demak mulai menepis. Akibatnya, pemerintah setempat harus mengkonfirmasi secara pasti daerah yang benar-benar membutuhkan air. Pihaknya pun berhadap adanya sumbangan air bersih agar bisa diperbantukan untuk pendistribusian kepada daerah yang membutuhkan.
“Untuk menyuple kami akan melihat dan memastikan kondisi dari keberadaan air kami. Karena sampai saat ini tinggal 197 tangki yang berada di BPBD, anggaran dari APBD,” kata Suprapto. adri-she