in

Menulis Itu Tak Perlu Dipikir

Penulis senior Wonosobo Andoyo Sulyantoro berbagi pengalaman menjadi seorang penulis di depan para anggota Satupena Kabupaten Semarang Jawa Tengah di TBM Pasinaon, Bergas. (Foto: Dokumentasi Satupena Jawa Tengah)

UNGARAN (Jatengdaily.com) – Banyak orang merasa gamang ketika akan memulai menulis. Berbagai ketakutan acap kali menghantui yang membuat keinginan itupun akhirnya tertunda atau tak berlangsung dengan mulus. Bahkan gagal total. Padahal sebetulnya aktivitas menulis tidaklah seberat yang dipikirkan orang.

“Karena kalau mau menulis itu ya, menulis saja. Tak perlu dipikir,” ujar Andoyo Sulyantoro, seorang penulis senior dari Wonosobo, yang juga anggota Perkumpulan Penulis Nasional Indonesia (Satupena) Jawa Tengah.

Bertempat di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warung Pasinaon, Bergaslor, Kab. Semarang, Sabtu, 26 Agustus 2023, Andoyo Sulyantoro, atau yang acap menggunakan nama pena Lintang Alit Wetan berkesempatan membagikan ilmunya di kegiatan yang dikemas dalam Bincang Literasi “Kiat Menulis dan Menghasilkan Cuan”.

Dalam acara yang dielenggarakan oleh TBM Warung Pasinaon dan didukung oleh Satupena Kab. Semarang dan FTBM Kab. Semarang ini sekitar dua puluh peserta yang terdiri dari para pengelola taman bacaan masyarakat, pegiat literasi, dan penulis buku pemula, dan serta para anggota Satupena antusias mengikuti sesi yang langsung dipandu oleh Tirta Nursari, founder Warung Pasinaon yang juga Ketua Satupena Kabupaten Semarang.

Andoyo yang sudah menghasilkan puluhan buku dan sempat pula tampil di Ubud Writers and Readers Festival, Bali serta masuk nomine Anugerah Sastra Litera 2001 menyebut, bahwa kunci dari menulis adalah keberanian untuk memulainya. Selanjutnya adalah bagaimana seseorang bisa menulis dengan mengandalkan ritmenya masing-masing, serta memunculkan karakter dari tulisannya sendiri.

Andoyo mengaku terbiasa menulis minimal satu jam setiap pagi yang merupakan waktu emasnya untuk berkarya. Selebihnya dia tak membatasi kapanpun waktu untuk menulis, bisa siang atau malam sesuai waktu yang senggang, atau saat ada dorongan atau ide untuk membuat sebuah karya. Sementara karakter seorang penulis akan muncul dengan sendirinya ketika seseorang sudah secara rutin membuat sebuah tulisan setiap harinya.

Tips Hasilkan Cuan

Menulis setiap hari dan menjadikan aktivitas menulis menjadi sebuah rutinitas dan kebutuhan akan sangat berpengaruh bagi kualitas tulisan yang dihasilkan. Dan apabila tulisan telah cukup ‘mapan’ maka saatnya mencari cuan.

“Agar bisa menghasilkan uang, seorang penulis memang harus bersabar,tidak boleh grusa grusu,” ujar penulis Pertarungan Serayu ini lebih lanjut.

Lebih lanjut Andoyo menyebut, dari tulisan-tulisan tersebut, baik fiksi maupun non fiksi, ada banyak peluang yang dapat digunakan untuk mnghasilan cuan (uang). Sebutlah menulis untuk platform-platform digital seperti Goodwil Indonesia, Noveltoon, Joylada, dan sebagainya. Bisa juga melalui Opinia atau Kompasiana.

Tetapi dari semua peluang yang ada, Andoyo mneyebut, mengikuti sayembara adalah peluang terbesar untuk mendapatkan uang secara cepat dengan jumlah yang lumayan besar. Bahkan beberapa sayembara memberikan reward hingga jutaan rupiah meski hanya masuk sebagai nomine saja. Tentu saja ini peluang emas yang sangat sayang untuk dilewatkan.

Menanggapi peluang menghasilkan cuan dari menulis, Tirta yang juga seorang penulis, membenarkan akan hal itu. Meski saat ini tidak lagi seperti era tahun 1990-an di mana para penulis berada di era kejayaannya, namun sekarang ini setiap penulis sebenarnya memiliki banyak peluang untuk meraih keuntungan dari menulis. Bukan hanya melalui pundi-pundi rupiah, tetapi juga pulsa, gift, juga popularitas yang akan mampu membuka akses uang lain.

“Kita bisa memunculkan ide-ide dan gagasan dari tulisan. Berekspresi, mengkritisi, dan banyak hal yang lain. Meski pun dari situ tidak langsung mendapatkan uang, tapi suara kita didengar, orang mulai mengenal kita. Itu bisa menjadi personal branding,” ujar perempuan energik yang juga ketua Pengurus Wilayah Forum Taman Bacaan Masyarakat Kabupaten Semarang ini.

Lebih lanjut Tirta menyebut, diskusi literasi yang diselenggarakan ini merupakan bagian dari uapaynya untul terus mensyiarkan literasi di Kabupaten Semarang, dengan merangkul seluruh komunitas literasi yang ada. Ia berharap, dengan semakin banyak gerakan dan aktivitas literasi yang diselenggarakan, masyarakat akan semakin mencintai dunia literasi, dan akan semakin banyak yang mencintai dan mengambil manfaat di dunia kepenulisan.St

Written by Jatengdaily.com

Polines Jadi PTV Pengampu Program Penguatan Ekosistem Kemitraan Wilayah Jateng

PLTU Suralaya dan Lima Pembangkit Milik PLN Grup Raih Tujuh Penghargaan Tingkat ASEAN, Bukti Operasional Pembangkit Ramah Lingkungan