in

Satupena Jateng dapat Giliran Tampil di Webinar Pusat

SEMARANG (Jatengdaily.com) – Perkumpulan Penulis Indonesia “Satupena” Provinsi Jawa Tengah dapat giliran untuk menampilkan tema, narasumber, dan host dalam webinar yang diselenggarakan Satupena Pusat, Jakarta. Webinar tersebut akan diadakan Kamis, 5 Januari 2023, pukul 19.00–21.00.

Ketua Umum Satupena Jawa Tengah Gunoto Saparie mengatakan, setiap Satupena provinsi mendapatkan giliran untuk tampil pada minggu pertama setiap bulannya dalam webinar tersebut. Setiap Satupena provinsi yang dapat jatah tampil itu berhak mengusulkan tema, nama seorang narasumber, dan seorang host. Tema berkaitan dengan budaya dan kearifan lokal wilayah masing-masing.

“Webinar itu sendiri kini telah berlangsung 70 kali, diadakan setiap Kamis malam. Ia merupakan program Satupena Pusat dan nama evennya Obrolan Hati Pena,” ujarnya.

Menurut Gunoto, pada webinar kali ini, Satupena Jateng menampilkan tema Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal di Jawa Tengah dengan narasumber Taslim Syahlan dan host Fitri Astuti Lestari. Taslim adalah Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Jawa Tengah yang juga Anggota Dewan Pakar Satupena Jawa Tengah. Sedangkan Fitri adalah Sekretaris I Satupena Jawa Tengah dan akan mendampingi host dari Satupena Pusat Elza Peldi Taher.

Gunoto menuturkan, tema tersebut diangkat dilatarbelakangi oleh kompleksitas kehidupan keagamaan masyarakat Indonesia yang plural dan multikultural memicu munculnya fenomena beragama yang juga kompleks. Ada yang ekstrem liberal, ada pula yang ekstrem konversatif. Oleh karena itu, dibutuhkan kontranarasi moderasi yang diarusutamakan, sehingga konvervatisme, ekstremisme, dan liberalisme tidak lagi dianggap sebagai kebenaran belaka. Esensi berbagai ajaran agama adalah moderat dan sangat menekankan upaya merawat harkat dan martabat kemanusiaan.

Jawa Tengah, demikian Gunoto, memiliki pengalaman empirik dalam mengelola keragaman dan keberagamaan masyarakatnya. Meskipun gesekan dan konflik secara sporadis masih terjadi, kerukunan dan toleransi beragama cukup terjaga. Nilai-nilai agama yang berakulturasi dan beradaptasi dengan budaya lokal, kekayaan keragaman kearifan lokal, tradisi bermusyawarah, dan budaya gotong royong, sangat kondusif dalam menciptakan kohesi masyarakat yang beragam dari segi budaya, etnis, dan agamanya.

“Ini berarti, penguatan moderasi beragama tidak cukup secara struktural melalui kebijakan negara, melainkan dengan menjadikannya sebagai gerakan kultural masyarakat,” tandasnya seraya menambahkan, jika berminat mengikuti webinar ini silakan klik link https://s.id/hatipena70.st

Written by Jatengdaily.com

Sesepuh Pesantren Yanbu’ul Qur’an Kudus Pimpin Doa Ma’had Tahfidz di MAJT

Atasi Kemiskinan dan Tingkatkan Mitigasi Bencana demi Masa Depan Bangsa