SEMARANG (Jatengdaily.com) –Satreskrim Polrestabes Semarang akhirnya menangkap para pelaku pembacokan mahasiswa Udinus, Muhammad Tirza Nugroni yang meninggal di depan SPBU Kelud Raya, Kelurahan Bendan Ngisor, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Selasa (17/9/2024) pukul 03.00 WIB lalu.
Para pelaku pembacokan di Kelud Raya Semarang yang diamankan polisi berjumlah enam pelaku. Adapun enam pelaku pembacokan tersebut berasa dari dua kelompok yang bernama All Star dan Witchsel.
Dari enam pelaku yang ditangkap itu, satu orang di antaranya masih berusia 17 tahun. Keenam pelaku itu terdiri dari tiga orang kelompok All Star dan tiga lainnya dari kelompok Witchsel.
Kelompok All Star yakni Rico Sandova (23), Raden Ricky Putra Perdana (20), dan Bagas Rizky Pramudya (21).
Kemudian kelompok Witchsel yaitu Roni Hasim Prasetyo (22), Bagus Ardhi Syahputra (22), dan IB (17). Hal itu diungkapkan saat gelar ungkap kasus di Mapolrestabes, Kamis (19/9/2024).
Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar menyampaikan dalam kasus ini menimbulkan korban meninggal dunia mahasiswa Udinus, Muhammad Tirza Nugrohi. Kemudian untuk kronologinya, Irwan menuturkan pada Senin, 16 September 2024 Pukul 20.00 WIB, kelompok Allstar berjumlah 9 orang berkumpul di salah satu rumah anggota.
Kemudian pukul 21.30 WIB, kelompok Witchsel live media sosial pribadi, kemudian tersangka komen mau menyusul ke rumah dan dijemput. Setelah itu pada pukul 00.30 WIB akun media sosial tersangka mendapat pesan ditantang dari kelompok Witchsel untuk tantangan 3 orang lawan 3 orang. Saat sudah janjian mereka membawa 3 senjata tajam sajam jenis celurit dan corbek.
Kemudian 2 kelompok menuju TKP di Jalan Kelud Raya untuk tawuran. Kelompok witchsel mengejar kelompok Allstar. Saat tiba di depan SPBU Jalan Kelud Raya tersangka lompat dari motor lalu mengejar korban yang saat itu bersama rekannya sedang melintas dan sempat berhenti di taman Sampangan untuk melihat terjadinya aksi tawuran (Muhammad Tirza yang saat itu bersama rekannya merupakan korban akibat salah sasaran).
Sementara dari tersangka utama dari kelompok Allstar yakni Rico Sandova mengaku tidak tahu kalau korban bukan dari kelompok Witschel.
“Kemudian tersangka membacok korban yang masih di atas motor di bagian paha kaki kiri sehingga korban terjatuh dari motor, kemudian 2 pelaku lainnya ikut membacok bagian badan korban. Selanjutnya tersangka melarikan diri dengan berpindah kendaraan sepeda motor kelompok pelaku lainnya ke arah Manyaran,” papar Kapolrestabes Semarang.
Sementara dari tersangka utama dari kelompok Allstar yakni Rico Sandova mengaku tidak tahu kalau korban bukan dari kelompok Witschel.
“Sampai depan pom bensin saya memberanikan diri buat melawan tapi ketabrak sama korban. Terus korban jatuh karena terserempet mobil. Ternyata di depan pom bensin kelud, Rizky dan Bogel sudah membacoki korban,” ungkapnya.
Rico menambahkan jika dia hanya membacok teman korban (yang saat itu berboncengan dengan korban) di awal saja. Sehabis itu dia mengejar kelompok Witschel. “Saya membacok teman kornan. Rizky sama Bogel yang lebih banyak bacok korban,” ujarnya.
Rico juga menuturkan bahwa yang dia rasakan ketika ada tantangan tawuran adalah adanya adu gengsi. “Ya kalau ditantang gitu adu gengsi. Sama pertaruhan harga diri,” tandasnya.
Sementara untuk Rizky mengaku jika dia banyak membacok korban sampai terluka parah. “Aku bacok tiga kali di punggung. Satu di depan juga,” ucapnya.
Rizky juga menyatakan jika korban sempat minta ampun namun dia tetap membacok.
Akibat aksinya ini para pelaku disangkakan pasal 338 atau 340 tentang Pembunuhan Berencana. Kemudian primernya pasal UU terkait kepemilikan senjata tajam. adri-she