in

Ramadhan dan Permohonan Maaf

Oleh: Diana Dwi Susanti S.ST

Statistisi Madya BPS Kabupaten Tegal

Indonesia menduduki urutan pertama penduduk muslim terbesar di dunia. Dengan jumlah umat muslim. Berdasarkan laporan The Royal Islamic Strategis Studies Ventre (RISSC) tercacat jumlah populasi muslim Indonesia mencapai 240,62 juta jiwa pada 2023. Jumlah ini setara dengan 86,7 persen dari populasi nasional yang totalnya 277,53 juta jiwa (Dukcapil).

Wajar jika setiap perayaan hari raya umat muslim menjadi perayaan besar yang dinikmati secara umum di Indonesia. Beberapa perayaan yang paling berkesan dan menjadi budaya masyarakat Indonesia sebelum puasa tiba antara lain nyadran atau ziarah ke kubur, megengan atau apeman.

Menjelang puasa biasanya ibu-ibu selalu membuat apem dan beberapa jajanan untuk diantar ke tetangga (istilah Jawa ater-ater). Foto:dok

Tradisi megengan atau apeman marak pada setengah abad yang lalu sekarang semakin jarang dijumpai seiring dengan perkembangan jaman. Pada jaman dulu pada sebuah kota kecil di sebagian wilayah Jawa Timur atau Jawa Tengah tradisi apeman ini sering dijumpai.

Berbagi Rezeki

Menjelang puasa biasanya ibu-ibu selalu membuat apem dan beberapa jajanan untuk diantar ke tetangga (istilah Jawa ater-ater).Niat dari membuat jajan ini sekalian mengirim doa untuk para leluhur yang sudah meninggal dunia. Dengan membawa nampan/baki, anak-anak usia 7-12 tahun dengan suka cita mengetuk pintu rumah satu ke rumah yang lain untuk mengantarkan kue apem dan ditambah beberap jajanan lain sampai semua tetangga satu kampungku kebagian semua.

Sebenarnya ini bisa menjadi simbol bahwa kehidupan tetangga saling berbagi rezeki. Bahkan ketika terjadi benturan selama berinteraksi ketika kita datang membawa makanan hilang sudah rasa tidak menyenangkan dan yang tertinggal saling memaafkan dengan hati ikhlas.

Meminta maaf sebelum memasuki Ramadan telah menjadi tradisi di Indonesia. Dewasa ini, seiring perkembangan teknologi, orang dengan mudah saling meminta maaf lewat pesan pendek seperti sms, wa, facebook dll. Tetapi bagaimana dengan ratusan tahun lalu, ketika telepon seluler belum ditemukan?

Makna Kue Apem

Kue apem, yang berbentuk bundar dan terbuat dari tepung beras dan gula, dipilih masyarakat Jawa Timur  dan Jawa Tengah sebagai simbol permintaan maaf sebab konon nama apem berasal dari bahasa arab kata “affuwwun” — yang berarti maaf atau ampunan.

Kue Apem,salah satunya,yaitu sejenis kue basah yang terbuat dari tepung beras dan berbentuk lebar seperti payung. Menurut sejarah, suatu hari di bulan safar, ki Ageng Gribig yang merupakan keturunan Prabu Brawijaya kembali dari perjalanannya ke tanah suci. Ia membawa oleh-oleh 3 buah makanan dari sana. Sayangnya saat akan dibagikan kepada penduduk, jumlahnya tidak memadai. Maka bersama sang istri iapun mencoba membuat kue yang sejenis. Setelah jadi, kue-kue ini kemudian disebarkan kepada penduduk setempat. Pada penduduk yang berebutan mendapatkannya ki Ageng Gribig meneriakkan kata “yaqowiyu” yang artinya “Tuhan berilah kekuatan”

Makanan ini  kemudian dikenal oleh masyarakat sebagai kue apem, yakni berasal dari saduran bahasa arab “affan” yang bermakna ampunan. Tujuannya adalah agar masyarakat juga terdorong selalu memohon ampunan kepada Sang Pencipta. Lambat laun kebiasaan ‘membagi-bagikan’ kue apem ini berlanjut pada acara-acara selamatan menjelang Ramadhan.

Harapannya, semoga Allah berkenan membukakan pintu maaf yang selebar-lebarnya kepada umat muslim yang hendak menjalankan ibadah puasa. Dengan begitu umat muslim yang menjalankan ibadah puasa berharap dapat menjalankannya dengan lapang dada dan tenang juga. Jatengdaily.com.st

Written by Jatengdaily.com

Festival Megengan Kota Wali Sambut Ramadhan 1445 H Meriah

Dorong Inovasi dan Efisiensi, SBI Pertahankan Kinerja Positif di Tengah Inflasi