SEMARANG (Jatengdaily.com)- Relawan Penggerak Desa menggelar acara konsolidasi dan teknis lapangan (teklap) untuk memenangkan pasangan Ahmad Luthfi dan Taj Yasin di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah. Konsolidasi dan teklap ini digelar di Semarang, Jawa Tengah, Minggu 13 Oktober 2024.
Ketua Umum Relawan Penggerak Desa Akmal Arravi mengatakan konsolidasi dan teklap relawan penggerak desa yang ada di 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah ini bertujuan untuk penguatan jaringan dan integrasi gerakan pemenangan. Akmal menerangkan relawan penggerak desa berkomitmen dan konsisten untuk terus bergerak diakar rumput bersama masyarakat.
“Pergerakan inipun bukan hanya berfokus pada penggalangan suara untuk Ahmad Luthfi dan Taj Yasin, namun juga dalam rangka untuk melihat, memerhatikan, dan mendengar aspirasi demi aspirasi, harapan demi harapan, dari RT, RW, desa demi desa, jaringan masyarakat urban, ataupun sampai di level pintu-pintu rumah warga,” kata Akmal.
Akmal menerangkan dalam nomenklatur teklap merujuk pada gerakan taktis akar rumput dan gerakan micro targeting. Pergerakan ini, lanjut Akmal, akan menyasar penggalangan suara pemilih, baik dari kalangan Gen Z, milenial, Gen X, baby boomer, dan generasi dengan klasifikasi kelompok usia lainnya.
“Dalam waktu 46 hari kedepan, relawan penggerak desa akan terus melakukan optimalisasi gerakan dan memperluas jaringan dengan jangkauan yang lebih besar. Konsistensi dan soliditas tim menjadi kunci kemenangan elektoral yang akan terus kami jaga,” ucap Akmal.
Akmal menerangkan saat ini relawan penggerak desa yang berada di 35 kabupaten dan kota berjumlah 130.000 pasukan. Pasukan ini, sambung Akmal akan terus bergerilya ke pelosok-pelosok desa untuk memenangkan Ahmad Luthfi dan Taj Yasin.
Dalam acara tersebut hadir pula pendiri Kanigoro Network yakni Joko Kanigoro sebagai pemateri diskusi. Kehadiran Joko Kanigoro ini untuk membedah hasil survei Kanigoro Network yang dilakukan tanggal 1-6 September 2024 di 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.
Joko Kanigoro menerangkan bahwa pasangan Ahmad Luthfi – Taj Yasin masih lemah di kelompok usia Zilenial (Gen Z) dan milenial. Elektabilitas Andika dan Hendrar di kelompok zilenial serta milenial sebesar 56,2 persen sementara Ahmad Luthfi – Taj Yasin berada diangka 43,8 persen.
Joko Kanigoro menilai hasil ini dikarenakan Andika Perkasa lebih dikenal sebagai tokoh nasional oleh kalangan anak muda. Tingginya elektabilitas Andika Perkasa ini disebut Joko Kanigoro merupakan efek kejut ketokohannya dibanding Ahmad Luthfi.
“Namun begitu, efek kejut ini belum tentu akan melejit naik, bahkan bisa menjadi stagnan atau malah menurun jika Andika Perkasa tidak mampu mengelola situasi tersebut,” terang Joko Kanigoro.
“Di atas kertas dengan dukungan partai yang gemuk Ahmad Luthfi dan Taj Yasin berpeluang untuk memenangkan pertarungan di Jawa Tengah. Namun dengan kelompok anak muda yang jumlahnya 53 persen dari total jumlah pemilih akan membuat gap yang sangat tipis perolehan suara Ahmad Luthfi dan Taj Yasin dengan Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi,” lanjut Joko Kanigoro.
Menurut Joko Kanigoro, Ahmad Luthfi harus memaksimalkan para relawannya untuk memperluas struktur pemenangan dengan memaksimalkan relawan anak muda untuk mengejar ketertinggalan dari Andika Perkasa dengan isu-isu yang relevan dengan situasi dan kebutuhan anak muda.
“Jika gap di kelompok anak muda bisa dikikis habis maka elektabilitas Ahmad Luthfi dan Taj Yasin akan jauh mengungguli Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi,” tutur Joko Kanigoro.
“Ini akan menjadi ancaman serius bagi kandang bantengnya PDI Perjuangan yaitu Jawa Tengah. Mungkin saat ini adalah waktunya kandang banteng tenggelam dalam kontestasi elektoral baik dalam Pilpres maupun Pilkada di Jawa Tengah,” tutup Joko Kanigoro. adri-she