Oleh : Nur Khoirin YD
Problem kehidupan orang modern adalah sibuk, dikejar-kejar waktu, hidupnya nafsi-nafsi (individualis), tidak peduli, cuek, kerja berangkat pagi, pulang malam hari. Jarang ketemu kawan dan saudara. Pertemuan melalui online, telpon, sms, whatsApp, zoom, Gmeet.
Hubungan dengan orang hanya formalitas, basa-basi kalo ada kepentingan, bukan sepenuh hati. Akibatnya, orang mudah stress, capek, mudah tersinggung, marah, dan kesepian di tengah-tengah keramaian.
Masyarakat juga mudah tersulut emosi, tawuran antar kampung, antarpelajar, antar mahasiswa, antar golongan agama, dan antar pendukung tokoh. Menyelesaikan masalah kecil dilakukan dengan demo besar yang anarkis dan cenderung memicu permusuhan.
Salah satu penyakit hati (amradlul qulub) yang menjadi sumber kerusakan, diri, pergaulan, dan peradaban adalah hasud. Imam Al-Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah menyebutkan, bahwa ada tiga sifat hati yang sangat berbahaya, dimana sifat hati tersebut selalu muncul dari zaman ke zaman.
Tiga sifat hati tersebut akan membawa kepada kebinasaan diri dan penyebab dari sifat-sifat tercela lainnya, yaitu: hasad (iri hati), riya (pamer), dan ujub (angkuh, sombong atau berbangga diri).
Dari ketiga penyakit hati tersebut yang memiliki dampak paling dahsyat adalah “hasad” atau dengki.
Hasud adalah problem jiwa yang memiliki dampak luar biasa bagi kehidupan diri, lingkungan, masyarakat, bahkan peradaban itu sendiri. Betapa banyak perkelahian, percekcokan, dan peperangan fisik dengan saling membunuh dan meniadakan, diakibatkan oleh munculnya sikap dengki ini.
Resep merekatkan hati
Islam menawarkan berbagai resep obat hati, yang jika dikonsumsi secara teratur hati akan sehat, tenang, dan dekat dengan hati-hati yang lain. Salah satu obatnya adalah khusnudhdhan, tabayun dan silaturrahmi.
Khusnudhdhan, artinya adalah berbaik sangka kepada orang lain, atau positive thinking.
Menilai orang jangan dengan kacamata cinta buta atau benci buta. Cinta buta artinya, kalo sudah cinta kepeda seseorang, mata kita buta tidak melihat kekurangannya. Sebaliknya, kalo sudah benci kepada seseorang, mata kita buta tidak melihat kelebihannya.
Tapi memandang orang secara obyektif, mengakui kelebihannya dan sekaligus memaklumi kekurangannya. Kita menyadarai bahwa manusia bukan malaikat yang tidak punya kekurangan. Tetapi juga bukan syetan, yang tidak memiliki kelebihan.
Fitrah manusia adalah memiliki kelebihan, tetapi juga memiliki kelemahan dan kekurangan. Tidak ada manusia yang sempurna. Berbekal khusnudhdhan ini, kita bisa hidup berdampingan harmonis dengan siapa saja.
Jika mendapatkan informasi yang tidak atau kurang jelas, apalagi kabar-kabar yang bereredar di medsos, kita tidak boleh langsung bereaksi atau bersikap, tetapi kita diperintahkan untuk melakukan tabayun atau meminta konfirmasi terlebih dahulu. Hal ini ditegaskan antara lain dalam QS. Al-Hujarat : 6.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu
Dalam ayat tersebut, tabayyun artinya adalah mencari kejelasan hakikat sesuatu atau kebenaran sesuatu fakta dengan teliti, seksama dan hati-hati, dan dilakukan dengan silaturrahmi.
Obat yang tidak kalah manjur untuk mendekatkan hati adalah sengan bersilaturrahmi, saling mengunjungi secara langsung, bertatap buka. Silaturrahmi, artinya nyambung paseduluran, persaudaraan, dan kekeluargaan.
Silaturrahmi ini adalah prinsip penting yang diajarkan oleh Islam untuk membangun hubungan yang harmonis. Hadits Nabi mengatakan, layadkhulul jannah qathiurrahmi (Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan silaturahmi). (HR. Bukhari dan Muslim).
Sebalikknya, orang yang rajin silaturrahmi akan diluaskan rizqi dan dipanjangkan umurnya.
Orang-orang yang sudah tua, ketika anak-anak sudah mandiri, kerja mencari uang sudah berhenti, harta sudah mandeg tetapi mencukupi, sehingga waktu luang banyak sekali, maka silaturrahmilah, insyaallah akan tetap sehat, hidup menjadi nikmat, karena memberi manfaat, tidak ada beban karena banyak kawan berbagi, dan pada saatnya dipanggil kembali dengan mudah, indah, dan khusnul khatimah.
Semoga ke depan, Kita dijauhkan dari perasaan-perasaan iri hati, dendam dan permusuhan. Hubungan kita berkeluarga, bertetangga, bermasyarakat, berbangsa dan berbegara semakin harmonis, selalu diliputi kebaikan dan kemulyaan.Amiin yra.
Ja’alanallahu minal ‘aidin wal faizin wal maqbulin, fi kulli‘amin wanahnu bi khoirin. Taqabbalallu minna waminkum taqabbal ya karim. Waqurrobbighfir waanta khoirurrahimin.
Disampaikan pada Khuthbah Jum’ah 16 Syawal 1445H/26 April 2024M di Masjid Al Islamic Centre Manyaran Semarang.
Prof. DR. H. Nur Khoirin YD., MAg, Ketua BP4 Propinsi Jawa Tengah/Guru Besar Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Walisongo/Advokat Syari’ah/Mediator/Arbiter Syari’ah/Nazhir Kompeten, Tinggal di Jl. Tugulapangan H.40 Tambakaji Ngaliyan Kota Semarang. Jatengdaily.com-St