in ,

Wayangan Perayaan Dies Natalis ke-8 Sekolah Vokasi Undip Punya Makna Memberi Manfaat dan Bermartabat

Rektor Undip Prof Dr Suharnomo didampingi Dekan Sekolah Vokasi Undip Prof Dr Ir Budiyono  memberikan tokoh wayang Hanoman kepada dalang Ki Edy Pengging. Foto: dok

SEMARANG (Jatengdaily.com)–  Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (Undip) merayakan Dies Natalis ke-8-nya.

Ada sejumlah  acara dalam perayaan Dies Sekolah Vokasi Undip tersebut diantaranya dengan menggelar wayangan, yang menghadirkan dalang Ki Edy Pengging dengan mengambil lakon Sang Hanoman pada Kamis (28/11/2024) malam di Auditorium Prof Soedarto Kampus Undip, Tembalang, Semarang. Pagelaran wayang kreasi tersebut memadukan unsur wayang kulit, wayang orang, nyanyi atau tembang, dan lain lain.

Rektor Undip Prof Dr Suharnomo SE MSi didampingi Dekan Sekolah Vokasi Undip Prof Dr Ir Budiyono MSi memberikan secara simbolis tokoh wayang Hanoman dalam kesempatan ini, sebagai awal dimulainya pagelaran.

Dekan Sekolah Vokasi Undip Prof Budiyono mengatakan, Dies Natalis pada intinya sebagai bentuk instrospeksi ke depan bagaimana Sekolah Vokasi Undip untuk terus maju dan berkembang dengan memberi layanan pendidikan yang bagus dan lebih bagus dengan semangat.

Wayangan ini menurut Prof Budiyono,  adalah untuk kita dari kita. ”Sebab, memang dalangnya ya dari kita sendiri (dosen Sekolah Vokasi Undip) dengan sinden, dalang cilik  dan penabuh gamelang (pradangga atau wiyaga) dari Desa Kurung Klaten,” jelasnya.

Lebih lanjut menurut Dekan Sekolah Vokasi Undip,  wayangan ini sebagai bentuk nguri-uri budaya, dimana Sekolah Vokasi Undip memiliki Desa Binaan Sekolah Vokasi Undip, yakni Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Klaten.

”Desa Kurung tersebut, sebagai pusat pelatihan budaya desa vokasi yang telah di-launching saat Dies Natalis Sekolah Vokasi Undip tahun kemarin. Desa tersebut warganya banyak yang berprofesi sebagai dalang, sinden dan penabuh gamelang (pradangga atau wiyaga),” jelasnya.

Sementara itu, Ki Edy Pengging yang bernama asli Dr Edy Raharja Suryoguritno mengatakan, dalam wayangan kali ini juga menghadirkan dalang cilik Sri Setya Dwika Segara dari Desa Kurung, Klaten. Dalang cilik ini sudah sering menjuarai perlombaan dalam dunia per-dalangan.

Menurutnya, cerita wayang Hanoman berfokus pada tokoh Hanoman, senapati Rama dari Kerajaan Pancawati, yang membantu Prabu Rama dan Laksmana mencari Dewi Sinta yang diculik oleh Rahwana.

Hanoman dikenal sebagai sosok yang pemberani, sopan santun, prajurit ulung, waspada, rendah hati, teguh dalam pendirian, kuat dan tabah, serta setia. Hanoman menjadi lambang kebaikan, keberanian, dan semangat pantang menyerah.

Korelasinya dengan Sekolah Vokasi Undip menurutnya, tokoh wayang ini cocok dengan spirit Sekolah Vokasi Undip bagaimana membangun kebaikan dan membangun kerjasama. ”Intinya, bisa menularkan inspirasi bagaimana Sekolah Vokasi Undip terus memberikan manfaat sesuai slogannya ”bermartabat dan bermanfaat”, bagi masyarakat, bangsa dan negara,” jelasnya.  she

 

Written by Jatengdaily.com

Angka Statistik, Pengukur Pembangunan Sosial dan Ekonomi

Demi Keamanan, 14 Napi Kedungpane Dipindah ke Nusakambangan