DEMAK (Jatengdaily.com)- Sebagai tindak lanjut adanya bencana banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Wulan di Norowito Karanganyar Demak ada Februari dan Maret 2024, pemerintah pusat melalui BBWS Pemali Juwana melakukan normalisasi Sungai Wulan. Pekerjaan senilai Rp 1,1 triliun itu dibagi dalam tiga kegiatan, yang dijadwalkan mulai September 2024 hingga Agustus 2026.
Dalam Rakornis Normalisasi Sungai Wulan bersama BBWS Pemali Juwana, Bupati Demak dr Hj Eisti’anah SE menyampaikan, normalisasi Sungai Wulan yang dibagi dalam tiga kegiatan itu merupakan tindak lanjut adanya bencana banjir Karanganyar pada 2024. Yang seperti diketahui terjadi akibat jebolnya tanggul Sungai Wulan di Norowito.
Hadir pada acara yang dimoderatori Sekda H Akhmad Sugiharto ST MT tersebut, Dandim 0716/Demak Letkol Kav Maryoto. Di samping juga Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Demak H Ulin Nuha.
“Oleh BBWS Pemali Juwana, normalisasi diprioritaskan pada hilir Sungai Wulan. Yakni mulai Jembatan Tanggul Angin hingga muara laut,” kata bupati, Selasa (15/04/2025).
Sehubungan itu dilakukan sosialisasi kepada para pemangku kepentingan. Maka itu selain forkompimda, diundang pula kades, juga camat yang wilayahnya dilalui Sungai Wulan. Sebab tak sedikit bangunan berdiri di bantaran Sungai Wulan, yang harus dibongkar demi lancarnya pekerjaan normalisasi.
Sementara itu, Fuad Kurniawan ST MT dari Bidang PSJA BBWS Pamali Juwana menjelaskan, mksud dilakukan normalisasi adalah untuk mengembalikan kapasitas tampung Sungai Wulan. “Ruang Sungai Wulan sudah lebar tapi karena sedimentasi besar, harus digali agar bisa menampung air lagi,” ujarnya.
Pengalaman bencana banjir 2024, lanjut Fuad Kurniawan, menunjukkan Sungai Wulan sudah tidak sanggup menampung debit air yang besar dari hulu. Maka itu normalisasi Sungai Wulan prioritas di wilayah hilir, agar debit air gelontoran dari hulu bisa segera terbuang ke laut.
“Normalisasi sungai sepanjang 30 kilometer dimulai dari Jembatan Tanggul Angin batas Kabupaten Demak dan Kudus, sampai muara. Dimulai dari hilir agar air dari hulu bisa segera ke laut,” kata Fuad Kurniawan.
Sedangkan normalisasi di bagian hulu, belum dilakukan dikarenakan keterbatasan anggaran. “Kalau masih ada sisa volume pekerjaan bisa dilanjutkan ke bagian hulu,” pungkasnya. rie-she