SEMARANG (Jatengdaily.com) – Dalam satu tahun terakhir, Kota Semarang berhasil mencatatkan prestasi membanggakan dengan menurunkan angka inflasi secara signifikan, khususnya pada harga beras dan bahan pangan pokok. Dari angka semula sebesar 22%, inflasi berhasil ditekan hingga tinggal 6,7%. Keberhasilan ini pun mendapat apresiasi langsung dari Gubernur Jawa Tengah, Achmad Luthfi, dalam gelaran High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang digelar di Hotel Gumaya, Rabu (16/7).
Pujian tersebut turut disampaikan oleh Agustina, perwakilan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, yang tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya terhadap langkah-langkah strategis Kota Semarang dalam mengendalikan inflasi.
“Yang luar biasa, kenapa? Karena kita bukan lumbung pangan. Tapi kok bisa, bukan lumbung pangan, justru berhasil menurunkan inflasi sampai ke angka 6,7 persen,” ujar Agustina saat ditemui di Balai Kota Semarang.
Keberhasilan ini tidak datang secara tiba-tiba. Pemerintah Kota Semarang dinilai mampu menciptakan berbagai inovasi program yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, menjadikan pengendalian inflasi sebagai gerakan kolektif, bukan sekadar kebijakan administratif.
Salah satu terobosan yang paling dirasakan manfaatnya oleh warga adalah program Pak Rahman (Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman). Lewat program ini, masyarakat bisa mendapatkan bahan pangan pokok dengan harga terjangkau tanpa mengorbankan kualitas. Ketersediaan bahan pokok yang murah dan aman menjadi bentuk nyata perhatian Pemkot terhadap kebutuhan harian warganya.
Tak kalah strategis, kehadiran BUMP Lumpang Semar Sejahtera juga menjadi kunci penting keberhasilan menstabilkan harga pangan. BUMP (Badan Usaha Milik Petani) ini dibentuk untuk memangkas jalur distribusi yang panjang, sehingga petani bisa memperoleh harga jual yang lebih adil, sementara konsumen tetap mendapatkan harga beli yang wajar.
“Lumpang Semar adalah badan usaha milik kami. Kami biayai langsung, agar petani bisa menanam sendiri tanpa harus mengandalkan tengkulak,” jelas Agustina.
Prestasi BUMP Lumpang Semar Sejahtera tak hanya dirasakan lokal, tetapi juga mendapat pengakuan nasional. Badan usaha ini berhasil meraih penghargaan sebagai BUMP Terbaik dalam ajang Bank Indonesia Award 2024, membuktikan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan petani bisa menjadi model ekonomi lokal yang kuat dan berkelanjutan.
Lebih lanjut, Pemkot Semarang baru-baru ini meluncurkan inovasi terbaru bernama KEMPLING SEMAR (Ketahanan Pangan Keliling Semarang). Program ini mengerahkan delapan unit mobil keliling yang beroperasi setiap hari hingga akhir tahun 2025. Mobil-mobil ini menyasar empat titik RW per hari dan bertindak cepat dalam mendistribusikan bahan pokok ke lokasi yang terpantau mengalami lonjakan harga.
Fungsi dari mobil KEMPLING tak hanya sebagai alat distribusi, tapi juga sebagai pasar keliling yang menciptakan persaingan harga yang sehat. Inovasi ini dinilai sangat efektif dalam menjangkau warga secara langsung dan menjaga stabilitas harga di tingkat akar rumput.
Dengan berbagai langkah progresif ini, Pemerintah Kota Semarang menunjukkan keseriusannya dalam melindungi daya beli masyarakat dan menjaga ketahanan pangan daerah.
“Komitmen ini harus terus dilakukan. Sinergi antar lembaga, antar sektor, sangat penting untuk terus menekan inflasi dan menciptakan stabilitas harga demi kesejahteraan seluruh warga Kota Semarang,” tutup Agustina.
Kisah sukses Semarang menjadi contoh nyata bahwa inovasi, komitmen, dan kepedulian terhadap masyarakat bisa menjadi fondasi kuat untuk menata ekonomi daerah secara lebih adil dan inklusif. St