in ,

Upaya Konservasi Penyu, Mahasiswa KKN-PPM UGM Jadi Ranger di Taman Nasional Meru Betiri

Mahasiswa KKN-PPM UGM, melakukan proses pemindahan telur penyu ke tempat penetasan di Taman Nasional Meru Betiri. Foto: dok

BANYUWANGI (Jatengdaily.com) – Tiga mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata- Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) di Desa Sukamade, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi turut andil berpartisipasi menjadi ranger (penjaga atau petugas) di Taman Nasional Meru Betiri (TNMB). Taman Nasional Meru Betiri sendiri lokasinya di antara Kabupaten Jember dan Banyuwangi.

Ketiga mahasiswa tersebut sukarela turun langsung dalam pengamatan dan aksi penyelamatan telur penyu untuk dipindahkan ke dalam tempat penetasan semi alami (hatchery) di Pantai Sukamade yang merupakan salah satu kawasan konservasi penyu tertua di Indonesia.

Dalam tugasnya sebagai ranger, Qanita Salma, Nabila Shafa, dan Mujahidah Rahmathul Munawaroh mendampingi petugas taman nasional dalam melakukan patroli malam hari untuk mencari induk penyu yang naik ke permukaan untuk bertelur, mengamankan telur-telur dari ancaman predator dan pencurian, serta memindahkannya ke hatchery.

Setelah menetas, tukik-tukik tersebut dilepaskan kembali ke laut dalam kegiatan edukatif yang juga melibatkan wisatawan.

Untuk menjaga kelancaran proses penetasan telur, ranger harus menajamkan mata dan panca indera lantaran tidak boleh ada pencahayaan di sekitar penyu. Selain cahaya, suara yang tertangkap oleh penyu dapat mendistraksi penyu dalam proses bertelur.

Senyap dan gelapnya proses inilah yang justru membuat aksi penyelamatan menjadi hal istimewa. Terlebih, ranger harus siaga sejak pukul 19.30 karena pada jam-jam tersebutlah insting penyu mendorong mereka untuk naik ke pantai untuk bertelur.

“Ini pengalaman luar biasa bagi kami sebagai mahasiswa FKH. Tidak hanya belajar secara akademis, tetapi juga menerapkan ilmu kedokteran hewan dalam konteks konservasi satwa liar, khususnya penyu yang merupakan spesies dilindungi,” ungkap Nabila Shafa, dalam kegiatan penyelamatan telur penyu pada 16 Juli 2025.

Kehadiran Koordinator Unit (Kormanit) Tim KKN-PPM Sagara Pesanggaran, Ikhlacul Aditya Ramadhan, turut membantu aksi penyelamatan penetasan telur penyu melalui koordinasi baik antara pihak TNMB dan mahasiswa KKN.

“Harapannya kegiatan ini dapat memberikan pengalaman kepada teman-teman sekaligus gerbang kerja sama antara taman nasional dan mahasiswa terkait riset dan pengembangan,” tutur Ikhlacul.

Kehadiran mahasiswa yang berpartisipasi menjadi Ranger ini disambut hangat oleh masyarakat dan petugas dari TNMB.

“Kami mengapresiasi semangat dari adik-adik mahasiswa. Mereka turut andil dalam kegiatan bersama ranger dan juga bisa memberi contoh bagi generasi muda mengenai pentingnya menjaga alam dan satwa langka seperti penyu,” ujar Ghozali selaku ranger yang bertugas di TNMB.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mendukung tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada poin ke-14 mengenai ekosistem laut dan ke-15 mengenai kehidupan darat.

Keterlibatan mahasiswa diharapkan tidak hanya memperkuat upaya konservasi di TNMB, tetapi juga menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut ambil peran dalam menjaga satwa dilindungi.

Lewat pengalaman menjadi ranger, para mahasiswa tidak hanya belajar di luar kampus, tetapi juga memberi kontribusi nyata dalam pelestarian penyu. Aksi ini menjadi pengingat bahwa siapa pun bisa turut menjaga alam berbekal niat dan kemauan untuk turun tangan secara tulus. she

Written by Jatengdaily.com

Dukung Tumbuh Kembang Remaja, SMK PGRI Gumelar Banyumas Gelar Parenting Day

Workshop Batik Ceria di Totebagku: Mengukir Warna, Menanam Budaya Sejak Dini di Desa Pungsari