in

Anak Asuh Diminta Legawa Jika Lokalisasi SK Ditutup

Anugraeni di antara anak asuh lokalisasi SK saat protes penutupan SK pada Agustus 2019 mendatang. Foto:Ugl

SEMARANG (Jatengdaily.com) – Sosialisasi rencana penutupan lokalisasi Argorejo yang sudah melekat dengan nama Sunan Kuning (SK) di Kelurahan Kalibanteng Kulon Semarang Barat, pada Agustus  mendatang mendapat dukungan Ketua Resosialisasi SK Suwandi, Selasa (18/6).

Kendati penutupan lokalisasi SK dinilai agak berat, tetapi Suwandi mengingatkan kepada anak-anak asuh SK agar legawa dan narimo. Sebab, rezeki sudah diatur oleh Allah SWT.

“Selama kita tetap berupaya untuk bekerja, pasti Allah memberikan jalan yang terbaik,” kata Suwandi mengingatkan kepada anak-anak asuh dalam sosialisasi di gedung serba guna resosialisasi yang dihadiri Kepala Satpol PP Semarang, Fajar Purwoto.

Menurut Suwandi, lokalisasi SK memberikan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, mulai dari rumah tangga yang pada berjualan kelontong di rumah-rumah, penjual soto, penjual mi Jowo, laundry dan juga penjual minuman dalam kemasan.

Jumlah anak asuh SK sebanyak 476 orang terdiri atas berbagai kota di Jawa Tengah. Sedangkan 177 adalah jumlah KK yang ada di kawasan SK. “Kalau boleh dihitung, ada 10.000 orang yang hidupnya bergantung di lokalisasi SK Kalibanteng Kulon.

Dikatakan Suwandi, lokalisasi SK, sudah pernah tiga kali ini akan dipindah ke lain tempat. Tahun 1982 lalu, lokalisasi SK pernah akan dipindah di Pundak Payung, tetapi mendapat berbagai protes keras masyarakat Kota Semarang.

Lalu, pada tahun 1998 lalu, lokalisasi SK juga akan dipindah lagi ke lain tempat. Sedangkan, Agustus tahun 2019 ini lokalisasi SK malah akan ditutup. “Kami setuju bila pemerintah mengubah lahan di SK menjadi kelurahan tematik dan pusat kuliner di Kota Semarang, sehingga masih bisa memberikan manfaat bagi warga sekitar Argorejo,” kata Suwandi yang juga ketua RW di Kelurahan Kalibanteng Kulon Semarang Barat.

Kepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto mengatakan, siap melakukan operasi PSK di jalan-jalan seperti yang sudah dilakukan di sekitar sepanjang Jalan Imam Bonjol.

“Kami siap melakukan operasi PSK di jalan-jalan dan di tempat-tempat kost, di hotel melati hingga hotel bintang,” kata Fajar.

Pernyataan Fajar tersebut menjawab tantangan di antara anak asuh yang kecewa dengan rencana penutupan lokalisasi SK tersebut. Dia mengatakan dampak penutupan lokalisasi SK akan berbahaya terhadap penyakit yang bakal muncul.

“Sebab di luar sana banyak usia remaja sudah pada menjajakan esek-esek tanpa ada yang ngontrol. Di sini, malah ada pembinaan dan cek kesehatan secara rutin,” ucapnya.

Kepala Dinas Sosial Kota Semarang Muhtohar menambahkan upaya penutupan lokalisasi SK Kalibanteng Kulon, Pemkot ingin mengentaskan kemiskinan.

Pembangunan di Kota Semarang yang terus maju, pembenahan saluran dan sungai tujuannya agar bisa dinikmati masyarakat. Ugl–st

Written by Jatengdaily.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Potensi Budaya Miliki Daya Tarik Wisatawan

DPR Naikkan Anggaran Operasional Rp 224 Miliar untuk TVRI