BOYOLALI (Jatengdaily.com) -Almarhum Sutopo Purwo Nugroho telah dimakamkan, tadi pagi sekitar pukul 08.50 WIB, di tanah kelahirannya, Boyolali.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Pusdatinmas) Badan Nasional Penangggulangan Bencana (BNPB) dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sonolayu, Boyolali, sekitar 500 meter dari rumah duka.
Jenazah Sutopo dimasukkan liang lahad pukul 08.50 WIB, Senin (8/7/2019). Prosesi pemakaman dilakukan dengan upacara ala militer dan dipimpin inspektur Kepala BNPB Letjen (TNI) Doni Monardo. Selaku komandan upacara, Kurniawan Fajar Prasetyo, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali.
Diiringi tangis haru keluarga dan sanak saudara serta pelayat, almarhum dimakamkan. Gubernur Jateng Ganjar Prabowo dan Wakil Bupati Boyolali M Said Hidayat turut hadir dalam pemakaman Sutopo.
Almarhum kelahiran 7 Oktober 1969 ini meninggal saat mendapat perawatan di Guangzhou Modern Hospital, China, Minggu (7/7/2019), pukul 02.20 waktu setempat atau 01.20 WIB. Sutopo telah menjalani serangkaian perawatan kesehatan di sejumlah rumah sakit (RS) karena kanker paru-paru yang diidapnya sejak divonis pada awal 2018.
Semenjak Sutopo dikabarkan meninggal, keluarga dibantu kerabat dan tetangga telah mempersiapkan segala keperluan di rumah duka di Kampung Surodadi, Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali.
Gubernur Ganjar yang mengaku mengenal Sutopo secara pribadi mengatakan bahwa sosok Sutopo merupakan orang yang luar biasa. Profesionalisme dan dedikasi ditunjukkan Sutopo dalam berkerja meski sakit, tetap menginformasikan bencana yang terjadi.
“Tidak hanya memberitakan soal kebencanaan menginformasikan apa yang terjadi dan bagaimana penanggulangannya, tapi saya sakit saya bekerja. Sebuah sikap profesional, dedikasi yang penuh. Kalo kita berjuang sampai titik darah penghabisan ya Mas Topo ini. Anaknya smart cerdas, saya kenal dengan dirinya pribadi. Kita pernah sekolah bareng,” ujar Gubernur Ganjar.
Kepala BNPB, Letjen Doni Monardo mengatakan, Sutopo merupakan sosok yang penuh dedikasi tinggi terhadap pekerjaan. BNPB telah kehilangan satu sosok panutan yang baik.
“Semasa hidupnya dalam keadaan yang sangat sulit, dalam keadaan sakit masih bisa memberikan pelayanan publik yang terbaik. Memberikan informasi kepada khalayak. Dan bahkan juga memberikan analisa-analisa terkait peristiwa yang terjadi dan langkah langkah apa yang perlu dilakukan,” ungkap Doni.
Sutopo melewati masa kecil hingga remaja di Kota Susu dengan belajar di SD Negeri 1 Boyolali, SMP Negeri 1 Boyolali dan SMA Negeri 1 Boyolali. Setelah lulus SMA, Sutopo menuntut ilmu di Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, kemudian berlanjut mengejar gelar Master di Program Studi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Institut Pertanian Bogor (IPB), dan berhasil meraih gelar Doktor pada Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan IPB Bogor.
Putra dari pasangan Suharsono Harso Saputro dan Sri Roesmandari ini pernah menjabat sebagai Kepala Bidang Teknologi Mitigasi Bencana Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Setelahnya, menjabat sebagai Direktur Pengurangan Risiko Bencana BNPB dan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Pusdatinmas) BNPB hingga tutup usia.
Sutopo yang menikah dengan Retno Utami Yulianingsih ini telah dikaruniai dua orang anak. Anak pertama bernama Muhammad Ivanka Rizaldy Nugroho dan anak kedua bernama Muhammad Aufa Wikantyasa Nugroho. she