in

Pertumbuhan Pariwisata Indonesia Lebih Cepat Dibanding Dunia

Menteri Pariwisata Arief Yahya (kiri) memberikan penjelasan kepada wartawan saat grand opening Saloka Theme Park Tuntang, Kabupaten Semarang, Sabtu (22/6/2019) petang. Foto : Budhi

TUNTANG (Jatengdaily.com) – Menteri Pariwisata (Menpar) RI, Arief Yahya menyatakan pertumbuhan pariwisata di Indonesia lebih cepat dibandingkan pertumbuhan pariwisata dunia. Bahkan Indonesia adalah the fastses growing tourism industry in the world (industri pariwisata yang paling cepat berkembang di dunia).

‘’Tahun 2017 pertumbuhan pariwisata Indonesia sebesar 22 persen, tiga kali lipat dibandingkan pertumbuhan dunia sebesar 6 persen. Kita tiga kali lipat lebih cepat, sehingga banyak institusi yang menetapkan Indonesia adalah the fastses growing tourism industry in the world,’’ ungkap Arief Yahya saat grand opening Saloka Theme Park Tuntang, Kabupaten Semarang, Sabtu (22/6/2019) petang.

Arief mengungkapkan, pertumbuhan pariwisata Indonesia tahun 2018 menurun dari 22 persen menjadi 12,58 persen. Meski demikian, angka ini masih dua kali lipat pertumbuhan dunia. ‘’Pertumbuhan rata-rata selama Presiden Jokowi adalah 14 persen. Ini sangat tinggi dibandingkan dunia,’’ tandasnya.

Menurut Arief, jika pertumbuhan pariwisata saat ini adalah wisatawan mancanegara (Wisman) maka daerah harus mengikuti arus. Karena kondisi makronya cukup bagus. ‘’Di daearah pesan saya, rugi kalau ikut arus besar karena kondisi makronya bagus. Poin saya, beruntung para pengusaha atau bupati, walikota dan gubernur yang menetapkan daerahnya sebagai daerah pariwisata,’’ katanya.

Menurut Arief, wisman datang ke Indonesia karena atraksinya. Atraksi dibagi tiga, yakni alam, budaya dan man made atau buatan manusia. ‘’Untuk Indonesia yang tertinggi adalah budaya sebesar 60 persen, alam 30 persen dan man made seperti Saloka thema park ini masih kecil, hanya 5 persen. Jadi seperti Saloka ini pasti meledak karena demand (permintaannya) sangat tinggi, sehingga saya meyakini untuk pasar domestic tidak ada masalah,’’ jelas Menpar sembari menyampaikan wahana paling menarik di Saloka baginya adalah bengak bengok yang membuat deg-degan karena sensasinya.

Kata Arief, untuk menarik wisatawan datang ke objek wisata buatan tinggal menentukan tarif masuknya. Dia sudah memberkan masukan kepada pengelola Saloka agar entry fee tidak terlalu mahal. ‘’Kalau feeling saya Rp 100 ribu. Sebagai kompensasinya buka yang lain seperti kuliner, karena kuliner itu angkanya tidak kecil,’’ ujarnya.

Di ekonomi kreatif, jelas Arief, kuliner urutan nomor satu, yakni sekitar 42 persen. Pertumbuhan dan keuntungan kuliner cukup besar. ‘’Saya lebih menyukai orang yang datang ke sini lebih banyak dengan tarif yang affordable (terjangkau). Lalu kita mempunyai bisnis lain, ini masukan untuk pengelola sehingga Saloka ini akan semakin terjangkau,’’ imbuhnya. rus-yds

Written by Jatengdaily.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

GIPHY App Key not set. Please check settings

PSIS Gagal Curi Poin, Takluk 0-1 dari Bali United

Satu Poin Persis Didedikasikan untuk Ferry Anto yang Hilang Terseret Ombak