DEMAK (Jatengdaily.com) – Berkat penanganan terintegrasi, jumlah balita stunting di Kabupaten Demak mulai menurun. Hasil pendataan puskesmas setiap enam bulan, tercatat jumlah stunting ada 3.766 dari 97.302 balita di Kabupaten Demak atau 3,87 persen. Terjadi penurunan sekitar 0,38 persen dari semula 4,25 persen atau 4.129 balita.
Pada Workshop Penanggulangan Stunting oleh Ditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI berkoordinasi Pemkab Demak dan FKM Universitas Diponegoro, Sekda dr H Singgih Setyono menuturkan, begitu urgennya persoalan stunting di Indonesia pada umumnya dan Demak khususnya. Penanganan tidak hanya oleh pemerintah namun didukung perguruan tinggi.
“Terlebih karena stunting jika tidak ditangani serius dan komprehensif akan berdampak gangguan kecerdasan generatif, bahkah lost generation,” ujarnya, Rabu (3/7/2019).
Menurut sekda, penanganan akan tepat sasaran ketika dasarnya tepat. Termasuk revitalisasi posyandu, utamanya di meja 2 atau bagian penimbangan balita.
“Jika dua kali penimbangan anak dengan tinggi badan di bawah standar umur tidak naik, petugas hendaknya segera lapor atau konsultasi ke petugas medis, bisa bidan atau dokter. Jika penimbangan ketiga tetap tidak naik, berarti ada masalah,” imbuhnya.
Senada disampaikan Wakil Dekan FKM Universitas Diponegoro dr Marta Irene Kartasurya. Bahwa stunting menjadi fokus pemerintah karena dampaknya begitu besar pada SDM. Stunting akan mengakibatkan gangguan kecerdasan generatif sehingga akan mempengaruhi pula masa depan generasi Indonesia.
“Maka itu penanganan stunting bekerjasama dengan 19 perguruan tinggi, yang akan mendampingi 16 lokus stunting di wilayah Indonesia. Sedangkan Undip ditunjuk mendampingi Kabupaten Demak,” tuturnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Demak Guvrin Heru Putranto melalui Kabid Kesmas dr Anggoro Karya menjelaskan, hasil pembaruan data per enam bulan oleh Puskesmas tercatat jumlah stunting ada 3.766 dari 97.302 balita di Kabupaten Demak atau 3,87 persen. Terjadi penurunan sekitar 0,38 persen dari semula 4,25 persen atau 4.129 balita.
“Hasil analisis sementara stunting terbesar di Demak diakibatkan salah pola asuh. Meski telah ada penurunan, namun tercatat pula sebanyak 295 bayi baru lahir suspect stunting. Sehubungan panjang tubuh kurang dari 48 cm untuk laki-laki dan 46 cm untuk bayi perempuan. Paling banyak jenis kelamin laki-laki,” urainya, didampingi Kasi Kesga dan Gizi Asih Ariani.
Stunting atau kondisi gagal tumbuh akibat kekurang gizi pada anak di bawah lima tahun (balita) kini sedang menjadi perhatian nasional. Terlebih berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, sepertiga balita Indonesia stunting. rie-yds
GIPHY App Key not set. Please check settings