Istilah Zona Hitam COVID-19 di Solo agar Lebih Waspada

Ilustrasi Covid-19.
SOLO (Jatengdaily.com) – Kasus virus corona di Kota Solo melonjak drastis belakangan dan terakhir pada Minggu (12/7/2020) terjadi penambahan 18 orang positif.
Jumlah tersebut banyak disumbang dari klaster tenaga kesehatan (nakes) RSUD dr Moewardi (RSDM). Seperti diberitakan, 25 dokter yang tengah menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PDSS) Paru Universitas Sebelas Maret (UNS) di RSDM dinyatakan positif COVID-19.
Menurut Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo penggunaan istilah zona hitam Kota Solo dalam kasus COVID-19, bertujuan agar masyarakat lebih waspada ketika beraktivitas.
“Ini belum. Zona hitam kalau 60 persen (dari total warga Kota Solo terinfeksi COVID-19),” katanya Senin (13/7/2020).
Dia berharap dengan penyebutan zona hitam masyarakat selalu mengikuti protokol kesehatan setiap beraktivitas, termasuk selalu menggunakan masker.
“Ya, tidak berlebihan. Zona hitam ini agar masyarakat lebih waspada. Biasanya kan tambahannya 1-2, ini tiba-tiba 18,” katanya.
Sebelumnya Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Solo, Ahyani menyebut, penebaran COVID-19 Solo sebagai zona hitam, bukan zona merah lagi. “Biasanya tambah 1-2 orang, hari ini tambah 18 orang. Sudah bukan zona merah lagi, zona hitam,” ujar , pada Minggu (12/7/2020). yds