SEMARANG (Jatengdaily.com) – Jalan tol Semarang-Demak mulai digarap pada akhir bulan Januari ini. Pembangunan dimulai dari seksi II dulu yakni ruas Sayung-Demak sepanjang 16,31 kilometer. Ditargetkan, pembangunan seksi ini rampung pada akhir 2021.
Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak Handoko Yudianto saat audiensi bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Selasa (14/1/2020) menyatakan, pembangunan dimulai dari Seksi II, karena untuk Seksi I dari Semarang ke Sayung masih terkendala pembebasan lahan.
“Kita kerjakan seksi II dulu dan telah berjalan, sedangkan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi I ruas Semarang-Sayung yang bakal memiliki desain tanggul laut prosesnya masih terkendala pembebasan lahan,” kata dia.
Dijelaskan Handoko, masa pengerjaan berlangsung selama 17 bulan dengan total investasi sebesar Rp 5,4 triliun. “Akhir 2021 pengerjaan fisik seksi II selesai. Ketika beroperasi nanti tarifnya Rp 1.124/km. Hitung-hitungan kami kendaraan yang bakal melintasi ruas Sayung Demak sebanyak 16,276 per hari,” katanya.
Pengerjaan Jalan Tol Semarang – Demak sepanjang 27 km terbagi dalam dua seksi. Seksi 1 berada di ruas Semarang – Sayung sepanjang 10,69 km dan seksi II sepanjang 16,31 km yang membentang dari Sayung sampai Demak kota.
Seksi I, yang didesain sebagai jalan tol sekaligus tanggul laut, akan dibangun di Kota Semarang hingga Sayung sepanjang 10,69 kilometer. Dengan investasi mencapai Rp 9 triliun, jalan tol Seksi I akan melayang di atas Laut Jawa sepanjang 8 kilometer dengan tinggi 5 meter dari permukaan air laut. Adapun Seksi II membentang dari Sayung hingga Demak kota dengan panjang 16,31 kilometer.
Sedangkan Gubernur Ganjar meminta ada percepatan untuk Seksi I. “Nanti saya akan koordinasi dengan Pak Basuki (Menteri PUPR) agar ini (seksi I) dipercepat,” katanya.
Soal status tanah dan pembebasan tanah, Ganjar mengatakan pihaknya telah berkomunikasi dengan Kementerian ATR/BPN. “Harus ada win-win solution untuk pembebasan lahan itu. Masyarakat mengatakan tanah (di lahan calon jalan tol) itu miliknya, bisa menunjukkan sertifikat, tapi wujud tanahnya sudah tidak ada karena terendam rob,” kata Ganjar.
Ganjar juga mewanti-wanti agar pengerjaan memperhatikan kualitas bangunan, mengingat sebagai salah satu pengendalian bencana. Dia juga berharap nantinya di Seksi I turut dibangun infrastruktur penunjang seperti ecotourism, kawasan industri kreatif, perumahan dan kolam retensi yang menggunakan green concept. yds