Gastronosia ‘dari Borobudur untuk Nusantara’; Suguhkan Mahamangsa, Makanan Raja Mataram Kuno

02borobudur2

Salah satu kegiatan di event Gastronosia - dari Borobudur untuk Nusantara. Foto: ist

MAGELANG (Jatengdaily.com) – Indonesian Gastronomy Community (IGC) menggelar kegiatan Gastronosia ‘dari Borobudur untuk Nusantara’ di Kawasan Taman Wisata Candi Borobudur 29 – 31 Oktober 2021 . Event tersebut merupakan salah satu mahakarya program gastronomi Indonesia dengan rangkaian acara berkonsep perjalanan untuk memaknai sejarah gastronomi Jawa Kuno Abad VIII-X.

Acara tersebut terdiri Gastronosia Tour (29 – 31 Oktober), Pameran Rekonstruksi Makanan Kuno Abad VIII-X Masehi (29 – 31 Oktober, di Balkondes Borobudur), Pelatihan Pemanfaatan ‘Gastro Story Telling’ bagi Pelaku Usaha Restoran dan Industri Gastronomi (29 Oktober, di Balkondes Borobudur), dan Webinar Membuka Peluang Usaha dan Bisnis Gastronomi (30 Oktober).

Sebagai puncak rangkaian acara, digelar jamuan makan malam Shima di salah satu restoran di Kawasan Candi Borobudur yang menyuguhkan Mahamangsa (makanan raja). Mahamangsa merupakan makanan pada era Mataram Kuno yang disajikan khusus untuk raja. Pada acara-acara tertentu, hidangan ini disuguhkan pula kepada pemimpin-pemimpin wilayah yang telah diangkat menjadi pemimpin Shima atau kepada mereka yang berjasa pada raja.

Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Senin (1/11/2021) mengatakan, gastronomi Indonesia merupakan salah satu budaya yang perlu diperhatikan. Jangan sampai daerah wisata kalah dengan budaya asing sehingga makanan dan minuman yang khas dikalahkan oleh brand-brand lain yang datang dari luar.

Sedangkan Ria Musiawan, Ketua Umum IGC mengatakan, semoga dengan diselenggarakannya Gastronosia ‘dari Borobudur untuk Nusantara, dapat melestarikan tradisi dan budaya yang menjadi kekayaan bagi Indonesia. “Salah satunya warisan kuliner kuno dari leluhur kita, untuk wujudkan selera Indonesia untuk dunia,” kata dia.

Gastronosia ‘dari Borobudur untuk Nusantara’ di Kawasan Taman Wisata Candi Borobudur 29 – 31 Oktober 2021 . Foto: ist

Seperti dijelaskan Ria Musiawan, gastronomi Indonesia adalah salah satu yang terkaya di dunia, dan penuh dengan cita rasa yang kuat. Kekayaan jenis masakannya merupakan cermin keberagaman budaya dan tradisi nusantara yang terdiri dari 6000 pulau berpenghuni, dan menempati peran penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum.

“Kegiatan Gastronosia ini menikmati suasana dari candi ke candi, untuk menelusuri kuliner masa lampau. Kemudian, para pesertanya mengikuti jamuan minuman rempah, dan sajian makan malam ala raja di Bale Raos – Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Selain itu kami juga menyelenggarakan pelatihan Gastro Story Telling dan peluang berbisnis gastronomi, sambil memahami sejarah makanan kuno Abad VIII – X,” kata Ria Musiawan.

Dan puncak perjalanan diakhiri dengan menjadi raja semalam pada ‘Perjamuan Shima’ yang merupakan perjamuan malam malam ala raja abad VIII – X Masehi dengan merekonstruksi kembali relief makanan yang terdapat di candi Borobudur dan disuguhkan kepada para tamu undangan dengan meriah dan semarak, berlatarkan kemegahan Candi Borobudur.

Nia Sarinastiti, Ketua Panitia event tersebut mengharapkan, dengan diselenggarakannya Gastronosia ‘dari Borobudur untuk Nusantara’ bisa menjadi salah satu alat kampanye dan diseminasi bahan pangan, makanan dan gizi yang baik yang berasal dari akar budaya bangsa Indonesia ke khalayak nasional maupun internasional.

“Ini untuk melengkapi dan memperluas narasi baru tentang Candi Bodobudur, serta dapat melestarikan tradisi dan budaya yang menjadi kekayaan bagi Indonesia. Salah satunya warisan kuliner kuno dari leluhur kita, untuk wujudkan selera Indonesia untuk dunia,” jelasnya.

Sementara itu, Rosita Wibawa, Ibu Pemangku Karya Jamuan Minum Rempah mengatakan, para peserta Gastronosia ‘dari Borobudur untuk Nusantara’ telah mengikuti ritual jamuan minum rempah, sebagai upaya IGC melestarikan, memajukan, menguatkan, dan memberdayakan makanan Indonesia dan yang terkandung di dalamnya guna menguatkan Indonesia dalam segala bidang, berupaya mengangkat kembali tradisi yang sudah menjadi budaya turun temurun yang menjadi kearifan lokal Indonesia.

“Program Gastronosia berikutnya akan berlanjut dengan sejarah gastronomi pada kebudayaan Nusantara daerah lainnya, terutama destinasi utama di Indonesia, untuk memberikan edukasi serta informasi bagi para penikmat gastronomi serta pemerhati budaya dan sejarah Nusantara,” kata Ria Musiawan. Penulis: Muhammad Fadhli-yds