in

Mbak Ita Pimpin Parade Gowes Berkebaya, dari Belanja di Johar sampai Piknik di Maerakaca

Wakil Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu pimpin gowes pagi berkebaya keliling kota. Wakil Walikota Semarang bersama ratusan warga serba menggunakan kebaya dan lurik saat gowes pagi, Minggu 14 November 2021. Foto:ist

SEMARANG (Jatengdaily.com) – Wakil Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu pimpin gowes pagi berkebaya keliling kota. Wakil Walikota Semarang bersama ratusan warga serba menggunakan kebaya dan lurik saat gowes pagi, Minggu 14 November 2021.

Wakil Walikota Semarang sendiri mengenakan atasan kebaya warna merah, dengan stelan bawah sporty. Gowes kebaya ini dalam rangka memperingati Hari Pahlawan serta HUT Komunitas Diajeng Semarang kelima.

Tak ada kesulitan dalam mengayuh sepeda gowes pagi, bahkan rombongan terlihat asyik berkeliling kota. “Gowes kebaya bukan mengenalkan saja tapi membuktikan berkebaya tidak buat berat aktivitas,” kata Mbak Ita, sapaan wakil walikota.

Start gowes dimulai dari Polder Tawang dengan penanaman pohon, agar lingkungan sekitar lebih hijau. Kemudian, Mbak Ita mengajak ibu-ibu Diajeng berbelanja di Pasar Johar aneka kebutuhan sehari-hari.

Mbak Ita pimpin Gowes berkebaya keliling Kota Semarang. Foto:ist

Mbak Ita ingin para ibu-ibu mulai belanja nglarisi para pedagang Pasar Johar yang baru saja relokasi. Belanja berkebaya tak membuat sulit, bahkan terlihat cantik mencuri perhatian para pedagang.

“Ini untuk membuat laku, mengajak ibu -ibu menglarisi dagangan sehingga pedagang merasa bagian dari Pasar Johar,” katanya.

Setelahnya, rombongan menuju destinasi wisata Grand Maerakaca. Tetap dengan kebaya rombongan berkeliling di miniatur Jawa Tengah itu. “Tentunya makna berkebaya ini bahwa kita belanja, olahraga, gowes, kita beraktifitas itu apapun ternyata fleksibel bisa dipakai apapun,” kata Mbak Ita.

Karenanya, Mbak Ita mengajak para kaum wanita untuk bisa memakai kebaya kapan saja. “Kebaya ini sudah menjadi pakaian sehari-hari hati. Perlu melakukan istilahnya nguri-nguri budaya untuk jadi pakaian kita semuanya,” katanya.

Ketua KDS Maya, menyampaikan jika KDS tetap akan melestarikan budaya kebaya dan jarik.Terutama untuk kaum milenial tidak malu mengenakan kebaya atau jarik maupun lurik. “Gowes jadi media berkebaya, harapannya anak muda makin cinta dan bangga budaya sendiri dan gemar pola hidup sehat,” katanya.st

Written by Jatengdaily.com

Mahasiswa UIN Walisongo Gelar Pembelajaran Ekstra bagi Santri TPQ

Wawali Kagumi Bu Meni, Sosok di Balik Penyelundup Senjata untuk Pejuang