in

Nebeng #Lapak Ganjar, Wayang Kayu Asal Madiun Moncer hingga Luar Daerah

Perajin wayang kayu Madiun lebih moncer setelah nebeng di #lapak Ganjar. Foto:dok/humas

MADIUN (Jatengdaily.com) – Saat sektor pariwisata lesu diterjang Covid-19, promosi digital menjadi ujung tombak pemasaran produk cenderamata. Seperti yang dilakukan perajin wayang kayu di Madiun, yang memanfaatkan #LapakGanjar. Hasilnya, produk mereka lebih dikenal dan moncer hingga luar daerah.

Pipit Dwi Ernawati bersama suaminya Joko Suwiono, memulai bisnis suvenir sejak 2016. Produk wayang kayu yang dibikin dari limbah kayu sonokeling pun banyak dilirik wisatawan hingga pejabat.

Namun, itu dulu sebelum pandemi Corona menyerang. Ketika pandemi, produksi cenderamata sempat terhenti. Padahal, dari kerajinan itu banyak rekanan perajin yang menggantungkan hidupnya sehari-hari.

“Pas Corona ada, banyak event di-cancel (batal) pariwisata stop.. Aduh-aduh ngapain lagi ya kita,” keluh Pipit, akhir pekan kemarin.

Beruntung, pasangan suami istri asal Desa Mojorejo, Kecamatan Kebonsari, Madiun itu menemukan jalan. Kemudian mereka terus mencoba menginovasi cara pemasaran mereka melalui media sosial.

“Pandemi bisa kita lewati. Karena offline tidak jalan, kita beralih ke marketing digital. Baik lewat Facebook atau Instagram. Kemarin iseng juga ikut Lapak Pak Ganjar, dan di repost. Hasilnya permintaan bertambah, follower di Instagram dan yang tanya-tanya banyak sekali,” urainya.

Ia mengaku, produknya lebih dikenal sejak ikut jualan di #LapakGanjar edisi 31 pada Februari 2021. Melalui akun instagram @omah_craft_kinarya, yang kemudian ditautkan pada akun @ganjar_pranowo.
“Setelah ikut itu, promosi meningkat kita dikenal banyak kalangan. Follower meningkat pelanggan baru ada. Dari solo pernah ada permintaan, dari Jakarta, Bogor juga ada. Memang efeknya luar biasa bahwa promosi era digital luar biasa ikut lapak ganjar, kita dilihat masyarakat lebih luas,” terang Pipit.

Selain wayang kayu, ada produk lain. Seperti vandel, kaligrafi, jam dinding, logo, gantungan kunci, hiasan meja, pisau ukir, dan mahar pernikahan. Harganya, mulai puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah.

Pipit berpesan, agar sesama rekan UMKM tidak canggung memanfaatkan media sosial untuk promosi karya. “Buat teman-teman UMKM, pandemi ini memang kita sulit, tapi jangan patah semangat. Ayo belajar maksimalkan IG dan FB. Kalau tidak bisa minta bantuan ke yang lebih milenial,” pungkas Pipit. st

Written by Jatengdaily.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

GIPHY App Key not set. Please check settings

Pantau Perkembangan Covid-19 di Jepara, Ganjar Blusukan di Pasar hingga ‘Mbayari’ Belanjaan Sumiyati

Bupati Pati Sewa Hotel untuk Isolasi, Pasien Covid-19 Merasa Lebih Nyaman