SEMARANG (Jatengdaily.com) – Pada masa pandemi Covid-19 ini, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Semarang tetap getol melakukan pembinaan terhadap atlet-atlet berprestasi untuk persiapan pra-porprov 2021 dan Porprov 2022. Bahkan atlet yang pernah meraih emas pun tetap diwajibkan ikut seleksi.
Seleksi yang dilakukan secara ketat oleh KONI beserta cabang-cabang olahraga di bawah naungannya untuk mencari bakat-bakat muda berprestasi. Seleksi dilakukan di kompleks GOR Tri Lomba Juang (TLJ) Semarang Senin hingga Kamis (5-8/4/2021) diikuti sekitar 700 atlet.
Salah seorang atlet sepatu roda, Abigail Guinnevere Nimas Ayu (21), mengakui bagaimana ketatnya seleksi ini. “Walaupun udah pernah menyabet emas, tapi tetep saja diseleksi ketat, ” ujar gadis peraih dua emas dan 1 perakperak di Porprov Kabupaten Banyumas 2013 lalu.
Gadis yang akrab disapa Abigail tersebut menjelaskan nomor-nomor yang akan dimainkan olehnya antara lain nomor 200 meter, 500 meter, 1000 meter , 3000 , 10.000 meter dan beregu.
Abigail sendiri pernah meraih emas di nomor 10.000 meter dan beregu. “Nah saya dapet emas di Porprov itu di nomor 10.000 meter dan beregu, ” ungkap Mahasiswa Undip Semester VI Jurusan Kesehatan Masyarakat tersebut.
Selain itu, Abigail juga pernah meraih perunggu di PON 2016 di Jawa Barat. “Saya juga pernah meraih medali perunggu di PON Jabar tahun 2016 saat pertama kali ikut, ” ungkapnya.
Pada cabor lain, Adi Wibiwo, ketua Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Kota Semarang menjelaskan perlunya keberadaan pelatih-pelatih berkualitas untuk menunjang prestasi atlet.
“Contoh di cabor sepeda, pelatihnya cuma saya sendiri. Padahal saya juga ketua cabor nya sendiri, ” ujar Adi yang sudah sejak 2009 menjadi pelatih tersebut.
Bahkan pria yang akrab disapa Adi Bike tersebut mengaku pernah merangkap sebagai pelatih sekaligus pemain hingga tahun 2011. “Sejak 2009 saya melatih merangkap sebagai atlet. Dan baru total melatih tahun 2011,” jelasnya.
Namun begitu, sebagai pelatih dirinya pernah membawa Jawa Tengah bertanding di PON Riau tahun 2012. “Pengalaman sebagai pelatih pernah mendampingi tim balap speda PON jateng yang bertanding di Riau saat gelaran PON 2012,” jelasnya.
Untuk gelaran Porprov, Adi pernah mendulang banyak medali di Porprov Banyumas dan Surakarta sebagian pelatih. “Pengalaman sebagai pelatih Porprov sudah sejak gelaran Porprov di Kabupaten Banyumas tahun 2013 saat itu mendapatkan mendali 3 emas 2 perak dan 1 serta di Porprov Surakarta 2018 yang mendapat 3 emas 4 perak dan 1 prunggu, ” ungkapnya.
“Saat ini kami sedang mempersiapkan untuk pra-porprov nanti entah bulan September atau November yang belum ada kejelasan sampai sekarang. Kami sedang meningkatkan kondisi fisik pemain. Jadi kami belum mematangkan teknik dan strategi karena belum ada pengumuman nomor-nomor apa saja yang akan dipertandingkan di pra-porprov nanti, ” jelas Adi saat memaparkan tujuan tes dan seleksi atlet saat ini.
“Kalau nomor unggulan kami ada di nomor jalan raya, kalau nomor BMX dan DH kami masih kekurangan venue latihan. Kebetulan untuk tes saat ini kami mendapatkan 10 atlet, lebih banyak dari tahun sebelumnya yang 7 atlet, ” pungkas Adi.
Helly Sulistiyanto, Wakil Ketua Umum II Bidang Bina Prestasi (Binpres) KONI Kota Semarang mengatakan, tes fisik atlet ini sebagai bagian dari program Semarang Emas, untuk meningkatkan prestasi atlet. Semua atlet yang terdata di cabang olahraga naungan KONI Kota Semarang, diwajibkan mengikuti tes fisik ini.
“Tujuan tes fisik untuk mengukur standar fisik atlet kami. Nantinya hasil tes fisik akan jadi panduan dan evaluasi, apa saja yang harus ditingkatkan para atlet. Cabor akan kami beri hasil, untuk panduan apa saja program yang dibutuhkan agar fisik atlet memenuhi standar KONI Kota Semarang,” katanya.
Menurut Helly, beberapa hal yang dilihat dalam tes fisik ini di antaranya ketahanan fisik dan tubuh atlet, kecepatan, kekuatan dan ketahanan otot, reflek, berat badan dan tinggi badan. Bila ada hal yang dinilai belum standar, maka atlet melalui cabor diminta untuk meningkatkan sektor fisik yang kurang ideal tersebut.
“Tujuan mengukir standar fisik atlet. Hasil tes fisik ini akan dievaluasi, untuk mengklasifikasikan fisik atlet. Hal ini berkaitan dengan program latihan ke depan. Apa yang dibutuhkan atlet. Standar cabang olahraga untuk fisik dasar atlet kami samakan,” katanya.
Sementara itu Ketua Umum KONI Kota Semarang, Arnaz Agung Andrarasmara mengatakan, tantangan KONI Kota Semarang di tahun 2021 dan tahun 2022 semakin berat. Pasalnya, selain harus bisa merealisasikan target mempertahankan gelar juara umum Porprov Jateng 2022, juga harus mampu melahirkan bibit-bibit atlet berprestasi di Kota Semarang.
Untuk itu menurut Arnaz, berbagai program disiapkan, salah satunya Program Semarang Emas ini. “Situasi masih pandemi, tapi kami harus berjuang mempertahankan juara umum Porprov 2022 di Pati Raya dan yang paling penting KONI Kota Semarang juga harus melahirkan atlet-atlet baru yang mampu berprestasi di kancah regional maupun nasional,” ujar Arnaz. st
GIPHY App Key not set. Please check settings