in ,

Tim MF-Kedaireka Undip Tebar Benih dalam KJABB-IMTA di Zona Pemanfaatan Karimunjawa

MF-Kedaireka 2021, FSM Undip melakukan penebaran benih ikan, di Karimunjawa. Foto: dok

KARIMUNJAWA (Jatengdaily.com)– Menindaklajuti serangkain program Matching Fund Kedaulatan Indonesia untuk Reka Cipta (MF Kedaireka) 2021, Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Universitas Diponegoro (Undip) melakukan penebaran benih ikan, di Karimunjawa, Senin, 6 September 2021.

Adapun yang ditabur adalah benih ikan kakap putih (lates calcarifer), bawal bintang (trachinotus blochil), dan kerapu cantik (hybrid Epinephelus microdon X E. polyphekadion).

Penebaran benih sendiri dilakukan dalam Keramba Jaring Apung Bulat Bertingkat (KJABB) sistem Integrated Multi Trophic Aquaculture (IMTA), karya inovatif, Ketua Pelaksana MF- Kedaireka, Prof. Sapto P. Putro PhD, yang juga merupakan Kepala Laboratorium Center of Marine Biomonitoring for Sustainable Aquaculture (Ce-MEBS) Undip.

Prof Sapto P Putro mengatakan, saat ini telah dibuat sebanyak delapan KJABB IMTA dengan diameter 6 meter dari rencana total 10 buah yang direncanakan terinstal di kordinat pada akhir November 2021 ini.

‘’Hadirnya KJABB-IMTA modern ini di lokasi zona pemanfaatan, diharapkan dapat melengkapi beberapa keramba jaring apung tradisional, yang telah terpasang sebelumnya oleh warga setempat. Diharapkan, KJABB-IMTA ini menjadi percontohan konsep budidaya modern yang tetap mengedepankan daya dukung lingkungan kawasan,’’ jelasnya.

Lebih lanjut menurutnya, selain sebagai sarana riset, produktivitas budidaya akan terus dipantau dan hasilnya dapat dimanfaatkan oleh mitra Pokdakan Lody Karimunjawa, sebagai penerima manfaat langsung untuk kesejahteraan masyarakat lokal Karimunjawa.

Dekan FSM Undip, Prof Dr Widowati yang juga anggota tim yang pada kesempatan tersebut turut hadir, mengatakan, kegiatan ini sebagai sarana dalam mewujudkan smart modern aquaculture, karya inovatif KJABB-IMTA ini merupakan laboratorium lapangan yang diharapkan dapat menjadi sarana riset bagi dosen dan mahasiswa lintas prodi.

‘’Khususunya zona budidaya sebagai salah satu tempat pengembangan riset-riset aplikatif tentang pemanfaatan kawasan yang mengutamakan prinsip konservasi dan berwawasan lingkungan,’’ jelasnya.

Selain Prof Sapto P Putro dan Prof Widowati, turut hadir juga Wakil Dekan Bidang Pembelajaran, Kemahasiswaan, dan Riset FPIK Unpad Dr. Ir. Rita Rostika, MP (anggota tim), Drs. Imam Kadarisman yang merupakan Komisaris Utama PT Rekayasa Agromarin Indonesia (RAI) sebagai mitra, dosen Oseanografi-FPIK Undip/anggota Dr. Muhammad Helmi, dosen Ilmu Komputer-FSM, Satriyo Adhy, SSi, MSi, dan Wakil Direktur MSTP Undip Ridhuwan, SSi, MM.

Juga ada Kepala Balai Budidaya Ikan Payau dan Laut Dinas Perikanan dan Kelautan Jateng Aris Setijono SPi MSi, Ketua Pokdakan Lody Karimunjawa Iril, perwakilan BBPBAP Jepara Indra SSI, pengusaha tambak Kepulauan Karimunjawa Sutrisno dan mahasiswa lintas prodi yang terlibat dalam kegiatan atau program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ini.

Seperti diketahui, program MF Kedaireka, FSM Undip ini juga menerjunkan sejumlah mahasiswa di kawasan Balai Taman Nasional (BTN) Karimunjawa, yang telah dimulai sejak 10 September 2021.

Para mahasiswa ini berpartisipasi dalam program akselerasi implementasi Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) untuk dikonversi menjadi beberapa kegiatan akademik, antara lain Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik, tugas akhir, kerja praktek, dan mata kuliah yang relevan.

”Sejak diinvensi, aplikasi KJABB-IMTA ini telah dikerjasamakan dengan berbagai pihak, antara lain Suku Dinas Perikanan dan Kelautan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Dinas Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Balai Pengembangan Budidaya Air Laut, Batam, dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah. Penerapan saat ini di zona pemanfaatan Kepulauan Karimunjawa dipantau dan dikordinasikan dengan Balai Taman Nasional Karimunjawa,” jelas Prof Sapto P Putro. she

 

 

Written by Jatengdaily.com

Pembayaran Royalti Lagu Kudangan Karya Ki Nartosabdo

Kemeriahan Hari Wayang Nasional Ke-3, Merintis Indonesia sebagai Rumah Wayang Dunia