JAKARTA (Jatengdaily.com) – Pelaksaanaan program vaksinasi COVID-19 di Indonesia memunculkan pertanyaan dari masyarakat dunia. Karena Indonesia memilih mendahulukan kalangan usia produktif yaitu pada rentang 18 – 59 tahun. Sementara negara-negara lain mendahulukan golongan lanjut usia.
Menanggapi hal ini, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyatakan bahwa vaksin saat ini ditujukan bagi mereka yang masuk dalam golongan berisiko tinggi. Sementara untuk vaksin yang ditujukan pada kalangan lanjut usia perlu pengembangan lebih lanjut.
“Kami ingin memastikan keamanannya. Namun pemerintah berkomitmen untuk memperluas ruang lingkup program vaksinasi,” jelasnya menjawab pertanyaan media dalam International Media Briefing di Gedung BNPB, Kamis (14/1/2021) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Dalam kegiatan yang diikuti wartawan dari media internasional, Wiku menambahkan bahwa saat ini terdapat sejumlah kelompok yang masuk dalam risiko tinggi terpapar COVID-19. Seperti pegawai sektor pelayanan publik ataupun tenaga kesehatan yang menangani pandemi COVID-19 di garda terdepan.
Tak terkecuali kalangan lanjut usia. Penting untuk diketahui, bahwa vaksinasi saat ini dilakukan agar program vaksinasi dapat berjalan sesuai jadwal. Untuk itulah alasangya mengapa pegawai sektor pelayanan publik dan tenaga kesehatan menjadi prioritas penerima vaksin COVID-19.
“Kita memahami bahwa terdapat beberapa kelompok yang berisiko tinggi terpapar COVID-19 termasuk kalangan lanjut usia. Sama halnya dengan pegawai pemerintah dan tenaga kesehatan, dan kita harus memastikan bahwa program vaksinasi berjalan sesuai jadwal,” lanjutnya.
Pemerintah menyadari bahwa saat ini jumlah vaksin yang ada tidak bisa mencukupi kebutuhan untuk memvaksin semua orang di dunia. Karenanya bagi kelompok berisiko lain termasuk kalangan lanjut usia tetap berikut masyarakat umum akan divaksinasi dengan memperoleh vaksin dari beberapa produsen lainnya.
Beri Pemahaman
Di sisi lain Satgas Penanganan COVID-19 menilai bahwa memberi pemahaman akan manfaat vaksin COVID-19 kepada masyarakat, jauh lebih penting daripada menjatuhkan sanksi. Karena dengan pemahaman masyarakat yang baik terhadap vaksin, maka mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity akan lebih mudah.
“Sebelum menjatuhkan sanksi atau denda, kita harus membuat masyarakat mengerti. Karena ini adalah kunci keberhasilan herd immunity. Jika kita divaksinasi, maka kita bisa melindungi yang lain begitupun sebaliknya,” jelas Wiku.
Dengan memahami pentingnya Vaksinasi COVID-19, maka masyarakat juga dapat ambil bagian dalam upaya melindungi diri sendiri dan juga negaranya. Dan Satgas Penanganan COVID-19 juga akan terus menginformasikan kepada masyarakat tentang perkembangan vaksinasi di Indonesia.
Meski demikian, Satgas Penanganan COVID-19 juga menyadari bahwa terdapat sekelompok kecil masyarakat yang menyangsikan manfaat dari vaksin COVID-19. Hal itu menurut Wiku dikarenakan adanya kelompok masyarakat itu tersebut juga dihadapi pemerintah negara lain di dunia.
Hal ini bisa disebabkan pandemi COVID-19 adalah suatu hal yang baru, dan masyarakat belum siap menghadapinya. Dan masyarakat juga sebenarnya tidak tahu apa yang sedang terjadi dan kenapa harus adanya program vaksinasi. Meskipun vaksinasi adalah salah satu bentuk intervensi medis untuk melindungi masyarakat dari terpapar virus COVID-19.
“Itulah kenapa pentingnya mengedukasi masyarakat secara konsisten dan terus menerus, dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Dan kami berupaya untuk membuat masyarakat memahami, bahwa untuk melindungi seluruh penduduk kita harus mencapai herd immunity,” lanjut Wiku.
Sementara bagi sekelompok lain yang masih meragukan manfaat vaksin, ada yang berasal dari kalangan terdidik. Kelompok ini sebenarnya mereka ingin mengetahui lebih tentang vaksin ini baik secara teknis maupun secara bukti ilmiah. “Dan ini menjadi tantangan kita bagaimana menyampaikan pemahaman yang sulit dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti masyarakat umum,” jelas Wiku. yds
GIPHY App Key not set. Please check settings