SEMARANG (Jatengdaily.com) – Perkumpulan Penulis Indonesia “Satupena” Wilayah Jawa Tengah kehilangan salah seorang pengurus. Hadi Supeno, anggota Dewan Penasihat Satupena Jawa Tengah periode 2022-2027, meninggal dunia saat bersepeda di Banjarnegara, Minggu sore, 17 Juli 2022.
Ketua Umum Satupena Jawa Tengah Gunoto Saparie mengatakan, almarhum Hadi sangat aktif dalam kegiatan Satupena Jateng, baik dalam rapat pleno maupun rapat pengurus harian. Meskipun di tengah pandemi Covid-19 yang belum reda, kegiatan Satupena lebih banyak dilaksanakan secara daring.
“Bahkan saat Deklarasi Satupena Jawa Tengah di Semarang April lalu almarhum menyempatkan hadir bersama sejumlah pengurus Satupena Banjarnegara. Padahal harus menempuh perjalanan darat sekitar lima jam, justru di bulan Ramadan pula,” ujarnya seraya menambahkan, jika almarhum sangat antusias menyampaikan pendapat dan gagasannya dalam bedah buku “Ough Sunan Kuning” karya Bambang Iss Wirya yang digelar seusai Deklarasi Satupena Jateng.
Menurut Gunoto, almarhum Hadi termasuk penulis produktif. Selain banyak menulis artikel di media massa, ia telah menerbitkan sejumlah buku tentang pendidikan, politik, anak, dan kebudayaan. Buku terakhirnya “Spiritualitas Kata Ahmad Tohari” diluncurkan bersama antologi sastra “Alam Sejati” di Baturaden Adventure Forest, Banyumas, awal Juli lalu.
Dalam acara Glamping Sastra Indonesia 2022 itu, almarhum Hadi sangat bersemangat. Selain hadir dan berkemah bersama istrinya Siti Sakinatun, ia juga mengajak anak dan menantunya. Bahkan ia berhasil membujuk Ahmad Tohari dan istrinya Siti Syamsiah untuk ikut berkemah juga.
Hadi Supeno dilahirkan di Banjarnegara, 14 April 1959. Ia pernah menjadi koresponden Koran Wawasan untuk wilayah Magelang, pegawai Dinas P dan K Kabupaten Magelang, Wakil Bupati Magelang (2001-2006, 2011-2016), dan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI, 2007-2010). Ia meninggalkan seorang istri dan tiga anak.
Hadi pernah menjadi Ketua Panitia Lomba Cipta Puisi tentang Borobudur. Pernah juga menjadi Ketua Panitia Festival Serayu. Menjelang akhir hayatnya, ia sedang sibuk mempersiapkan Kongres Bahasa Panginyongan di Banjarnegara bulan Oktober mendatang.st