DEMAK (Jatengdaily.com) – Pernahkah anda menjadi pendonor darah, mendapatkan transfusi darah (resipient), atau bahkan transplantasi? Tentunya memberikan sebagian darah kita atau sebaliknya sebagai penerima pasti menjadi pengalaman tak terlupakan.
Sebab meski hanya setetes, darah adalah bagian tubuh yang vital. Sehingga keberadaannya sangat penting, utamanya terkait keberlangsungan hidup atau nyawa seseorang.
Sehubungan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) pada ibu hamil, Puskesmas Guntur I menyelenggarakan seleksi awal calon pendonor darah. Target seleksi adalah keluarga ibu hamil atau kelompok masyarakat, yang berminat menyumbangkan darahnya jika sewaktu-waktu ibu hamil mengalami komplikasi dan memerlukan transfusi darah.
Kepala Puskesmas Guntur I dr Rokhis Saidah didampingi Programer Kesehatan Ibu Puskesmas Guntur I Nurul Latifah menjelaskan, diadakannya seleksi calon pendonor darah kaitannya P4K terhadap ibu hamil dilatarbelakangi terjadinya kasus kematian ibu di Puskesmas Guntur I disebabkan perdarahan.
“Maka menyiapkan calon pendonor darah seperti yang tercantum pada stiker P4K menjadi strategi pilihan menyelamatkan ibu hamil untuk mengatasi keterbatasan persediaan darah. Khususnya pada bulan-bulan tertentu, seperti Ramadhan, Idul Fitri atau saat terjadi bencana alam, yakni saat stok darah menipis di unit transfusi darah PMI,” ujarnya, Sabtu (2/7).
Untuk menyiapkan calon pendonor darah yang tergabung dalam persatuan donor darah desa, lanjut Nurul Latifah, seleksi awal dilaksanakan di beberapa desa secara bertahap. Syarat untuk menjadi calon pendonor darah adalah laki-laki atau perempuan, berumur 17-45 tahun, berat badan atau BB minimal 45 kg.
“Selain itu tekanan darah 90-140 mmHg, sehat atau tidak mempunyai penyakit tertentu. Adapun petugas Puskesmas yang terlibat yaitu dokter, bidan dan tenaga kesehatan lainnya, bersama lintas sektor di tingkat desa,” imbuhnya.
Selanjutnya Puskesmas bekerjasama dengan PMI Cabang Demak akan mengadakan kegiatan donor darah setiap satu bulan sekali bergantian. Dengan kegiatan ini diharapkan mereka mampu atau bersedia menjadi pendonor darah sukarela dan lestari. Sehingga selain bisa digunakan oleh ibu hamil atau bersalin, bisa juga sebagai persediaan jika terjadi musibah bencana alam.
“Lebih dari itu, sebagaimana semangat donor darah, setetes darah kita mampu menyelamatkan nyawa warga korban bencana, utamanya menekan angka kematian ibu maupun bayi pada proses persalinan,” tandasnya. rie-st