in

Kementan Antisipasi Hama dan Perubahan Iklim di Boyolali

Ilustrasi. Foto: Pemkab Boyolali

BOYOLALI (Jatengdaily.com)– Kementerian Pertanian mengajak para petani di Kabupaten Boyolali melaksanakan kegiatan Gerakan Pengendalian (Gerdal) Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Gerakan Penanganan (Gernang) Dampak Perubahan Iklim (DPI) sebagai antisipasi gangguan hama dan perubahan iklim.

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementan RI Mohammad Takdir Mulyadi mengungkapkan, Gerdal OPT dilaksanakan secara ramah lingkungan dengan menggunakan Agens Pengendali Hayati (APH). Di samping itu, dalam rangka mengantisipasi dampak La Nina berupa curah hujan yang berlebihan, pihaknya melakukan Gernang DPI dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat termasuk pendampingan dari TNI.

“Boyolali yang merupakan salah satu kawasan penyumbang untuk pangan nasional khususnya Jawa Tengah ini dapat mereplikasi kegiatan ini di semua kecamatan, terutama dalam hal penggunaan bahan bahan ramah lingkungan dan selalu secara rutin melakukan pendampingan dalam rangka untuk penanganan dampak perubahan iklim,” katanya saat kegiatan pengamanan produksi tanaman pangan dari hama dan dampak perubahan iklim di Desa Tanjungsari, Kecamatan Banyudono, Rabu (26/1/2022).

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali Bambang Jiyanto menjelaskan, pihaknya kini sedang melakukan gerakan pengendalian hama penyakit dengan memanfaatkan tanaman refugia. Tanaman tersebut dipercaya bisa menekan populasi hama penggerek batang padi.

“Agar mengikuti apa yang kita lalukan hari ini. Kita harus cepat mengamati gejala gejala yang timbul di tanaman padi, kemudian menanam refugia di sekitar pertanian agar hama penyakit itu hinggapnya di refugia tersebut sehingga tanaman padi kita menjadi aman,” ungkapnya.

Sebagai informasi, di Kabupaten Boyolali tercatat terdapat tujuh hektare lahan pertanian yang diserang hama penggerek batang, dan 12 hektare lahan pertanian diserang hama tikus. Akan tetapi, karena serangan hama tersebut masih tergolong ringan, dampak yang ditimbulkan tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman padi. Terbukti dengan produktivitas di masa tanam (MT) 1 masih tinggi yakni 68,72 kw/ha.

Pada tahun 2021, produksi gabah kering di Kabupaten Boyolali ditarget 295.751 ton dan terealisasi sebesar 292.796 ton. Sehingga Kabupaten Boyolali masih mampu mencapai surplus beras sebanyak 46.475 ton. she

Written by Jatengdaily.com

Inilah Prosedur Layanan Telemedisin Bagi Pasien Isolasi Mandiri Terkonfirmasi Omicron

Hari Bhakti Imigrasi ke-72, Konjen RI Jeddah Ajak Staf Tingkatkan Integritas Diri