Seperti Ini Allah Menegur Nabi Muhammad

Gunoto Saparie
SEMARANG (Jatengdaily.com) – Nabi Muhammad adalah manusia biasa. Ia tidak terlepas dari kesalahan. Karena itu Allah pernah beberapa kali menegur Muhammad untuk menjaga perilakunya. Meskipun demikian, kesalahan dan dosanya langsung dihapus atau diampuni Allah. Muhammad adalah manusia yang ma’shum, dilindungi oleh Allah dari kesalahan dan dosa.
Hal itu dikemukakan Fungsionaris Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Wilayah Jawa Tengah Gunoto Saparie di depan jamaah salat Subuh Masjid Baitussalam, Jalan Taman Karonsih Raya, Ngaliyan, Semarang, Rabu pagi, 20 April 2022. Bertindak sebagai imam salat Subuh ustaz Mudhomir.
Menurut Gunoto, meskipun Muhammad merupakan pribadi terbaik, manusia pilihan, namun bukan berarti tidak pernah ditegur Allah. Teguran itu sebenarnya merupakan bimbingan Allah terhadap pribadi Muhammad. Ayat-ayat teguran Allah kepada Muhammad tersebut terdapat dalam beberapa surat di Alquran, antara lain surat At-Tahrim dan Abasa.
Gunoto mengatakan, dalam surat At-Tahrim disebutkan bagaimana Allah menegur Nabi Muhammad karena bersumpah tidak akan meminum madu lagi hanyalah karena memenuhi kesenangan hati istri-istrinya. Padahal, madu itu ialah minuman halal.
“Wahai Nabi, janganlah engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu demi ingin menyenangkan hati istri-istrimu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang,” kata Gunoto mengutip terjemahan ayat pertama surat At-Tahrim.
Nabi Muhammad, kata Gunoto yang juga Seksi Dakwah Takmir Masjid Baitussalam, setiap habis jamaah salat Asar sering mampir ke rumah salah seorang istrinya, Siti Zainab, cukup lama. Zainab suka menyajikan madu untuk diminum Muhammad.
Menurut Gunoto, salah satu istri Muhammad, Hafsah, cemburu karena merasa perhatian Nabi kepada Zainab begitu besar. Karena itu, ia tidak ingin Nabi berlama-lama di tempat Zainab.
Ketika pulang ke rumah Hafsah, demikian Gunoto, Nabi ditanya mengapa bau mulut beliau begitu menyengat. Nabi menjawab bahwa tadi di rumah Zainab disuguhi minuman madu dan bersumpah tidak mau minum madu lagi. Akibatnya, Muhammad ditegur Allah karena sumpahnya itu, yang mengharamkan sesuatu yang dihalalkan.
“Muhammad minta kepada Hafsah untuk tidak cerita-cerita tentang hal itu. Namun ternyata Hafsah memberitahukan rahasia sumpah Nabi tersebut kepada istrinya yang lain, yaitu Aisyah,” katanya.
Surat Abasa
Gunoto menuturkan, teguran Allah kepada Muhammad juga ditunjukkan dalam surat Abasa yang berarti bermuka masam. Suatu hari Abdullah Ibnu Ummi Maktum, salah seorang sahabat yang tunanetra, datang kepada Muhammad seraya berkata, “Wahai Rasulullah, berilah saya pelajaran dari wahyu-wahyu yang kauterima.” Ketika itu Muhammad sedang berdiskusi serius dengan sejumlah pembesar Quraisy. Beliau sedang menjelaskan Islam pada mereka dan sangat berharap para tokoh Quraisy itu mau masuk Islam dan dapat memengaruhi penyebaran agama.
”Muhammad mengabaikan permintaan sahabat tersebut. Beliau berpaling dan bermuka masam. Beliau tetap melanjutkan perbincangannya secara serius dengan beberapa pembesar Quraisy itu. Beliau tidak ingin konsentrasinya terganggu Namun, tak lama berselang, turunlah ayat 1 dan 2 dari surat Abasa, yang merupakan teguran Allah kepada Muhammad. Teguran karena Muhammad mengabaikan sahabatnya yang buta dan lebih mementingkan para pejabat Quraisy,” kata Gunoto.
Teguran dari Allah kepada Muhammad, tambah Gunoto, membuktikan Nabi sesungguhnya manusia biasa. Beliau bisa salah, meskipun kesalahannya dan dosanya itu langsung dihapus Allah. Teguran itu menjaga akhlak Nabi.
Selain itu, lanjut Gunoto, kalimat-kalimat dalam Alquran terbukti benar-benar dari Allah. Muhammad tidak melakukan editing atau penyuntingan, meskipun ada ayat-ayat yang merupakan teguran Allah kepadanya. st