SEMARANG (Jatengdaily.com) – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah Amir Machmud NS menyebut, pihaknya akan mempertahankan kegiatan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) sebagai kegiatan mahkota PWI Jateng.
”Kami tidak terpengaruh dengan kegiatan di luar pendidikan wartawan, seperti kegiatan massal di depan publik. Tapi kami justru menganggap, UKW adalah forum utama untuk unjuk eksistensi wartawan. Karena wartawan yang kompeten, tak hanya mewakili dirinya sendiri, medianya, tapi lebih jauh mewakili kehormatan martabat dan organisasi profesi,” kata Amir dalam sambutannya pada acara Penutupan UKW Angkatan ke-35 PWI Jateng di Hotel Khas Semarang, Kamis (25/8).
Dia mengatakan, bahwa wartawan-wartawan yang kompeten akan menunjukkan kepada publik bahwa organisasi profesi yang menaunginya punya kepedulian terhadap peningkatan sumber daya manusianya.
”Sejak 2016 kami sudah menyelenggarakan 25 kali uji kompetensi. Tahun ini, kami berkesempatan menggelar UKW empat kali, yaitu kerja sama dengan Diskominfo Jateng, Semen Gresik Pabrik Rembang, SKK Migas Jabanusa & KKKS serta Dewan Pers,” tambah Amir.
Ditegaskannya, apa pun hasil dari UKW ini pihaknya menyampaikan rasa bangga. Ke depan, pihaknya tetap memiliki keinginan lebih meningkatkan kualitas dan meng-upgrade profesionalitas wartawan. ”Bagi yang belum lolos, bukan berarti tidak kompeten sepenuhnya, tapi belum berkesempatan kompeten, karena masih ada UKW-UKW yang akan datang,” imbuhnya.
21 Peserta Kompeten
Sementara itu, dalam pengumuman hasil UKW ini yang diumumkan penguji yang juga Ketua PWI DI Yogyakarta Don Hudono, dari 23 peserta, 21 di antaranya dinyatakan kompeten dan dua orang tidak kompeten.
Dinobatkan sebagai Peserta Terbaik UKW Muda yaitu M Rizal Kurniawan dari Jawa Pos Radar Semarang dengan nilai 850. Sedangkan Terbaik UKW Madya adalah Aditya Wisnu Wardana (Radar Banyumas) dengan nilai 785.
UKW Angkatan ke-35 yang diselenggarakan bekerja sama dengan SKK Migas Jabanusa & KKKS ditutup oleh Ketua Komisi Pendidikan PWI Pusat Hendro Basuki. Dalam sambutannya, Hendro mengatakan bahwa UKW sesungguhnya forum untuk ‘ngukur dedeg’ atau mengaca diri, seberapa besar pencapaian kualitas yang dicapai.
Dia juga mengapresi organisasi PWI Jateng yang memiliki pemimpin yang matang, rajin dan detil. Hendro menilai, keunggulan organisasi PWI diukur pada konsistensi program, guyubnya organisasi dan manajerial kegiatan intra maupun ekstra. ”Jawa Tengah itu top pokoknya,” tandasnya.
Di bagian lain, perwakilan peserta Dhinar Sasongko menyatakan UKW medorong wartawan me-refresh agar bisa lebih baik. Dia memandang UKW adalah pengayaan diri agar di lapangan bisa bekerja secara profesional. st