DEMAK (Jatengdaily.com) – Kader kesehatan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di masyarakat. Sebab merekalah yang paling dekat dengan masyarakat. Melalui kegiatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat tersebut akan memberikan feedback positif.
Kepala Puskesmas Dempet dr. Lukluul Maknun menyampaikan, hakekat pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan optimal. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan upaya pemberdayaan, di antara bentuk konkritnya adalah melalui pembinaan atau refreshing kader.
“Dengan adanya refreshing kader kesehatan, diharapkan dapat memaksimalkan keberadaaan posyandu dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Selain itu, memacu motivasi dan semangat para kader serta tenaga kesehatan untuk bersinergi membangun masyarakat sehat,” ujarnya, didampingi Bidan Koordinator Puskesmas Dempet Sri Puji Rahayu S.SiT, Selasa (8/11).
Hadir sebagai peserta kegiatan yang diadakan di Pendopo Kecamatan Dempet tersebut adalah perwakilan satu orang kader kesehatan dari 79 posyandu di 16 desa wilayah kerja Puskesmas Dempet. Sedangkan bertindak sebagai narasumber yakni Dokter Puskesmas Dempet dr. Luciana Ruthya Puspaningtyas, serta dua Bidan Puskesmas Dempet Puji Hastutik S.Tr.Keb dan Aeni Istiqomah S.Tr.Keb.
Mengenai isu terkini yakni gagal ginjal akut yang menyerang anak usia 1-5 tahun, dr. Luciana menjelaskan, kondisi ketika ginjal tiba-tiba tidak dapat menyaring limbah dari darah tanpa diketahui penyebab utamanya. “Sejauh ini diduga penyebabnya adalah infeksi virus, bakteri, serta adanya kandungan zat berbahaya etilen glikol, dietilen glikol pada obat-obatan, makanan atau minuman yang dikonsumsi pasien,” jelasnya.
Adapun gejalanya antara lain diare, mual, muntah, batuk, pilek, serta demam selama 3 – 5 hari. Selain itu sering mengantuk, jumlah air kencing semakin hari semakin sedikit, bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali. Juga adanya perubahan warna pada air kencing menjadi pekat atau kecoklatan.
Meski begitu, gagal ginjal akut pada anak bisa dicegah. Yakni dengan selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, minum air matang, serta makan makanan yang bergizi seimbang. Di samping tidak jajan sembarangan, pastikan imunisasi anak rutin dan lengkap, serta menggunakan obat sesuai resep maupun informasi yang benar.
Sedangkan mengenai pemberian makanan bayi dan anak, Bidan Puji Hastutik mengungkapkan, pemberian makanan padat bayi sebelum usia enam bulan tidak dibenarkan. Sebab organ pencernaan bayi sebelum usia enam bulan hanya bisa menerima air susu ibu (ASI).
“Setelah usia enam bulan bayi bisa mulai diperkenalkan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Seiring bertambahnya usia, kehadiran MP-ASI menjadi semakin penting. Namun pemberiannya tetap harus memperhatikan beberapa hal yaitu ukuran, frekuensi, jumlah, tekstur, variasi, hingga respon aktif bayi,” ujarnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemberian MP-ASI, lanjutnya, adalah kuantitas dan kualitasnya memenuhi prinsip gizi seimbang. Agar tidak cenderung tinggi karbohidrat tetapi juga memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
Sementara mengenai aplikasi Cengkraman Mata Elang (CME), Bidan Aeni menuturkan, setelah semua kader di masing-masing posyandu mampu menggunakan aplikasi CME, diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan bayi, balita serta ibu hamil di Kabupaten Demak khususnya Kecamatan Dempet. Termasuk dalam upaya penanggulangan stunting.
Refreshing kader kesehatan yang berlangsung dengan standar prokes pencegahan Covid-19 itu pun ditutup sesi tanya jawab serta sharing pengalaman. Sehingga sepulangnya dari kegiatan rutin enam bulan sekali itu para kader kesehatan dapat semakin mengoptimalkan fungsi posyandu untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.rie-st