in

Waspadai Cacar Monyet, Masyarakat Diminta Hindari Monyet dan Tikus

Ilustrasi cacar monyet alias monkeypox. Foto: Pixabay.com

SEMARANG (Jatengdaily.com)- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Tengah menyatakan penderita cacar monyet lebih banyak ditemukan dari penularan hewan. Sedangkan antar manusia masih dalam pemeriksaan medis.

“Penularannya dari hewan, tidak hanya monyet, bisa tikus dan bajing. Misalnya jika ada makanan di rumah yang habis kena jejaknya tikus lebih baik segera disingkirkan. Jangan dipegang karena bisa jadi sumber penularan penyakitnya,” kata Ketua IDI Jateng, dr Djoko Handojo, Jumat (5/8/2022).

Dia menjelaskan bagi seseorang yang terinfeksi cacar monyet akan mengalami masa inkubasi selama enam hari sampai 21 hari atau selama tiga minggu. Setelahnya inkubasi, baru muncul gejala klinis pada tubuh. Mulai demam, nyeri kepala dan punggung, ruam pada kulit. Yang membedakan dengan cacar air pada umumnya ialah ditemukannya pembengkakan kelenjar getah bening.

“Maka dari itu kita perlu waspada. Kalau ada anak yang demam tinggi harus secepatnya dibawa ke puskesmas. Tapi cacar monyet itu bisa sembuh sendiri kalau sudah melewati masa inkubasi. Karena gejalanya akan muncul enam sampai 21 hari, setelah itu ruamnya akan rontok sendiri. Bedanya cacar monyet dengan cacar air biasa itu gejalanya nyeri kepala, nyeri punggung, ruam-ruam di kulit dan muncul pembesaran kelenjar getah bening. Kalau itu sudah keluar, para dokter akan periksa di bagian leher, ketiak dan selangkangan,” ungkapnya.

Sedangkan resiko penularan cacar monyet juga bisa diantisipasi dengan menghentikan aksi perburuan binatang. Walaupun cacar monyet tergolong penyakit dengan tingkat keparahan yang rendah, akan tetapi menurutnya virus tersebut bisa menular melalui cairan ruam yang timbul pada kulit.

“Jadi jangan berburu dulu karena kondisinya masih seperti ini. Lalu jangan bersentuhan dengan orang yang kena cacar. Karena cacar monyet bisa menular lewat cairan ruamnya,” jelasnya.

Adapun untuk mengobati cacar monyet bisa dilakukan dengan pemberian obat demam dan tambahan asupan vitamin. Oleh sebab itulah, ia mengimbau supaya warga tetap tenang dan tidak perlu panik mengingat Kemenkes telah menyatakan bahwa sampai sekarang belum ada satupun warga yang dipastikan terkonfirmasi cacar monyet.

“Di luar negeri kan sudah bermunculan. Hanya saja di Indonesia menurut Kemenkes sampai saat ini belum ada terkonfirmasi cacar monyet. Nah memang betul tanggal 3 Agustus ada gejala tersebut. Cuman kita masih menunggu tindaklanjuti dari uji laboratorium apakah benar positif cacar monyet atau tidak. Secara umum yang harus kita lakukan ya tetap menjalankan protokol kesehatan. Kemudian kalau seandainya ada yang kena cacar monyet penyembuhannya hanya dengan obat demam dan vitamin saja. Ruamnya nanti bisa hilang sendiri,” pungkasnya. adri-she

 

Written by Jatengdaily.com

Diduga Keracunan, Dua Kakak Adik Warga Weding Bonang Demak Meninggal

Konsisten Lestarikan Lingkungan, SG Ajak Keliling Kaum Milenial dan Komunitas Rembang ke Area Konservasi