in

Ekonomi Naik tapi Pengangguran Konstan

Oleh: Dwi Asih Septi Wahyuni SST/MSi
Statistisi Ahli Muda BPS Kabupaten Banyumas

Pengangguran sering dikaitkan dengan naik turunnya ekonomi suatu daerah. Idealnya ketika ekonomi naik maka pengangguran akan turun. Namun seringkali terjadi di Indonesia bahkan di hampir seluruh kabupaten kota di Indonesia, pola-pola tersebut tidak berjalan secara ideal. Dalam masa pandemi covid, kondisi ekonomi menurun namun disaat yang bersamaan justru pengangguran tidak naik. Padahal seharusnya pengangguran naik. Lalu apa penyebabnya?

Di negara berkembang khususnya Indonesia, semua penduduk yang kehilangan pekerjaan karena PHK atau bangkrut akan tetap berusaha bekerja setidaknya untuk makan sehari-hari meskipun uang atau upah yang diperoleh sangat kecil (di bawah UMR). BPS dalam menghitung siapa yang menganggur tidak melihat pada besar kecilnya upah yang diterima oleh tenaga kerja namun pada waktu dan tujuan. Jika seseorang bekerja selama 1 jam dalam seminggu dengan tujuan memperoleh pendapatan atau keuntungan maka dikategorikan sebagai bekerja.

Lantas apa hubungannya dengan ekonomi? Ekonomi dalam konteks ini adalah laju pertumbuhan ekonomi yang merupakan indikator turunan dari penghitungan nilai tambah bruto (PDRB). Ekonomi yang sedang turun bukan berarti menjadikan seseorang yang terdampak PHK kemudian berdiam diri tidak melakukan apapun untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Dia akan tetap bekerja untuk menghasilkan uang untuk mencukupi kebutuhan dasar sehari-hari. Sebagian besar mereka akan bekerja atau berusaha di sektor informal dimana tidak membutuhkan ketrampilan khusus dan modal yang besar.

Lain halnya dengan negara maju dimana pemerintah memberikan tunjangan pengangguran sehingga ketika ekonomi turun maka pengangguran akan naik karena mereka tidak perlu bekerja pada masa ekonomi turun.

Sebaliknya apa yang terjadi ketika ekonomi naik namun pengangguran konstan?

Kondisi ekonomi yang semakin baik menunjukkan pergerakan ekonomi yang cepat atau perubahan ke arah yang lebih baik. Dibalik kegiatan ekonomi yang dihasilkan terdapat faktor tenaga kerja yang menjadi biaya produksi dalam menghasilkan barang dan jasa. Angka pengangguran yang konstan menunjukkan tidak ada perubahan kenaikan atau penurunan secara persentase, namun jika dilihat secara jumlah, jumlah penduduk yang menganggur meningkat selaras dengan meningkatnya penduduk usia kerja dibandingkan tahun sebelumnya.

Posisi pengangguran yang tetap menunjukkan faktor produksi tenaga kerja tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh pelaku ekonomi di setiap aktivitas ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa. Bisa jadi dalam proses menghasilkan barang dan jasa tersebut, pelaku ekonomi menambah input berupa jam kerja yang lebih banyak sehingga dihasilkan output yang lebih besar tanpa harus menambah tenaga kerja.

Selain itu juga dapat terjadi keadaan dimana pemicu pertumbuhan ekonomi adalah aktivitas ekonomi yang tidak membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah banyak sehingga angka pengangguran akan konstan meskipun ekonomi naik.

Hal ini yang terjadi di Kabupaten Banyumas dimana kondisi ekonomi naik 5,86% pada tahun 2022 namun pada tahun yang sama pengangguran tetap yakni 6,05%. Jatengdaily.com-St

What do you think?

Written by Jatengdaily.com

Bapak dan Anak Diringkus Satreskrim Polrestabes Semarang Gara-gara Curi Kuda

Mbak Ita Dorong Pembenahan Pasar Penggaron Selesai Sebelum Ramadan