SEMARANG (Jatengdaily.com)- Menghadapi era Revolusi Industri 4,0, dimana teknologi memegang peranan penting, guru sebagai garda terdepan dalam dunia pendidikan dituntut untuk siap berubah dan beradaptasi.
”Meskipun teknologi berperan di dalamnya, namun peran guru tak akan tergantikan oleh mesin secanggih apapun, sebab guru diperlukan untuk membentuk karakter anak bangsa, budi pekerti, toleransi dan nilai-nilai kebaikan. Guru harus mampu menumbuhkan empati sosial, membangun imajinasi dan kreativitas serta memperkokoh semangat persatuan dan kesatuan bangsa,” jelas Dr Sudarman, SE, MM, AK, CA, CPA.
Demikian disampaikan oleh dosen Unimar AMNI ini – saat menjadi nara sumber pada acara seminar Nasional bertajuk Peran pendidik: Era globalisasi pada generasi dan literasi revolusi industri 4,0 yang berdaya saing dan berkelanjutan, di Universitas Maritim AMNI (Unimar AMNI) yang dihadiri kurang lebih 250 guru Bimbingan dan Konseling (BK) tingkat SLTA di bawah organisasi Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK), Selasa (25/7/2023).
Di era 4.0 menekankan pada digital economy, artificial intelegence, big data dan robotic, yang menuntut dunia pendidikan mengontruksi kreativitas, pemikiran kritis, penguasaan teknologi dan kemapuan literasi digital. Sehingga guru dituntut untuk mengubah cara pandang pendidikan baik itu metode pembelajaran maupun konsep pendidikan
sesuai tuntutan era Revolusi Industri 4.0
Dunia berubah amat cepat, digitalisasi pendidikan membawa perubahan besar, ruang kelas bukan satu-satunya tempat belajar, dunia virtualpun menjadi tempat belajar, maka peran guru harus lebih dari mengajar, tetapi juga mengelola belajar siswa, guru perlu lebih fleksibel, kreatif, menarik dan lebih menyenangkan peserta
didiknya.
”Guru dituntut memiliki kompetensi tinggi untuk menghasilkan peserta didik yang mampu menjawap tantangan revolusi Inustri 4.0. Nah Semua peran inilah yang tidak mungkin akan tergantikan oleh mesin,” jelasnya.
Lebih lanjut menurutnya, guru harus memiliki ketrampilan abad 21, karena tidak mungkin guru dapat melatih kepada peserta didik jika gurunya sendiri belum mengasainya.
Guru harus mampu membangun atmosphere yang dapat memenuhi kebutuhan psikologis peserta didik.
”Guru dituntut memiliki kompetensi tinggi untuk menghasilkan peserta didik yang mampu menjawab tantangan revolusi Industri 4.0 yaitu educational competence, pendidikan berbasis kompetensi adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pencapaian keahlian dan bukan pada jumlah jam belajar yang dialokasikan. Dimana competence for technological commercialization, punya kompetensi membawa siswa memiliki sikap entrepreneurship (kewirausahaan) dengan teknologi atas hasil karya inovasi siswa,” jelasnya. she
0



