Loading ...

Geliat Petani Gurem di Kota Salatiga

21titik

Oleh: Titik Purwantiningsih
Statistisi BPS Kota Salatiga

SEBAGAIMANA banyak terjadi di kota-kota lain di Indonesia, perekonomian di Kota Salatiga didominasi oleh sektor Industri Pengolahan. Berdasarkan nilai PDRB di Kota Salatiga tahun 2022, sektor pertanian memiliki kontribusi sebesar 4,43 persen, dimana nilai ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2021. Meskipun secara kontribusi mengalami penurunan, namun sektor pertanian di salatiga memiliki pertumbuhan yang positif pada tahun 2022, yaitu tumbuh sebesar 3,59.

Pertanian di Kota Salatiga didominasi oleh petani gurem, yaitu petani yang menguasai lahan pertanian kurang dari setengah hektar. Berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2023 yang baru saja dirilis oleh Badan Pusat Statistik, jumlah usaha pertanian perorangan pengguna lahan di Salatiga adalah sebanyak 6.080 usaha dengan jumlah usaha pertanian perorangan gurem sebanyak 5.687 usaha.

Usaha pertanian perorangan gurem tersebar di beberapa subsektor pertanian, dengan jumlah terbesar pada subsektor peternakan, disusul subsektor hortikultura dan subsektor tanaman pangan. Meskipun peralihan penggunaan lahan tak dapat dielakkan, petani gurem tetap berjuang untuk bertahan dan berkontribusi pada ketahanan pangan Kota Salatiga. Peran mereka sangat berarti dalam menyediakan berbagai produk pertanian lokal seperti sayuran, buah-buahan, dan bahan pangan lainnya.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi petani gurem di Kota Salatiga adalah lahan yang terbatas. Dengan tingginya tekanan urbanisasi dan berkembangnya infrastruktur perkotaan, lahan pertanian semakin menyusut, memberikan tekanan besar pada petani kecil.

Ini memicu perubahan dalam pola tanam dan pemilihan tanaman, seringkali mengarah pada penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk meningkatkan hasil pertanian, yang pada gilirannya dapat memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat dimana jumlah usaha pertanian perorangan untuk budidaya tanaman dan perikanan yang menggunakan pupuk di Kota Salatiga adalah sebanyak 3.480 usaha.

Petani gurem di Kota Salatiga, meski dihadapkan pada berbagai tantangan, terus berjuang untuk membangun kesejahteraan dari tanah yang terbatas. Dengan dukungan yang tepat dari pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat, mereka dapat menjadi pilar yang kokoh dalam menjaga ketahanan pangan dan keberlanjutan ekonomi lokal.

Langkah-langkah strategis, seperti peningkatan akses ke pasar dan pendidikan pertanian berkelanjutan, dapat membantu mereka mengatasi hambatan yang dihadapi dan mengangkat kualitas hidup mereka. Subsidi pupuk juga menjadi bantuan yang sangat berarti bagi para petani di Kota Salatiga. Berdasarkan data dari Dinas Pangan dan Pertanian Kota Salatiga, pada tahun 2022 pemerintah telah menyalurkan 285,2 ton pupuk bersubsidi kepada petani di Kota Salatiga. Pupuk bersubsidi yang disalurkan berupa Urea sebanyak 252,55 ton, NPK sebanyak 27,95 ton, SP36 sebanyak 2 ton dan pupuk organik sebanyak 1 ton. Jatengdaily.com-yds

Facebook Comments Box