MKJP untuk Kesehatan Reproduksi dan Percepatan Penurunan Stunting
DEMAK (Jatengdaily.com)- Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ( MKJP ) adalah jawaban soal hak kesehatan reproduksi perempuan. Saat ini pelayanan MKJP juga dimasifkan, sehubungan dimasukkannya mkjp sebagai bagian intervensi percepatan penurunan stunting.
Di sela monitoring pelayanan KB MKJP di Puskesmas Guntur II Kabupaten Demak, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN RI, Eni Gustina MPH menyampaikan, manfaat kontrasepsi bukan hanya untuk membatasi kehamilan, namun sekaligus pula alat menjaga kesehatan reproduksi perempuan.
“Memang kodrat perempuan melahirkan, tapi melahirkan butuh adanya kesehatan reproduksi. MKJP adalah upaya bagi perempuan mendapatkan hak kesehatan reproduksinya. Yakni supaya bisa berjarak, tidak terlalu banyak, tidak terlalu dekat, tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua saat melahirkan,” ujarnya, Rabu (8/3/2023).
Terlebih, lanjut Eni Gustina, penggunaan kontrasepsi juga dijadikan salah satu intervensi percepatan penurunan stunting. Maka upaya pelayanan KB secara massal khususnya MKJP diintensifkan melalui event-event yang ada, seperti dilaksanakan di Kabupaten Demak pada Maret ini yang dikaitkan dengan Hari Perempuan Internasional.
Adapun alasan pemilihan MKJP, karena hasilnya lebih efektif dan efisien. Sehingga kaum ibu memiliki waktu cukup untuk membesarkan bayi yang baru dilahirkan, di samping memiliki waktu cukup untuk recovery atau pulih oragan reproduksinya pascapersalinan.
Turut hadir pada kegiatan monitoring tersebut, Kepala Perwakilan BKKBN Jateng drg Widwiono, Camat Guntur Ali Mahbub, serta Sekretaris Dinpermasdes P2KB Kabupaten Demak Edy Purwanto. Di samping tentunya perwakilan PLKB, juga Kepala Puskesmas Guntur II Arief Setiawan SKM MM selaku tuan rumah.
Gayung bersambut, Kepala Puskesmas Guntur II Arief Setiawan menuturkan, antusias masyarakat Guntur terkait keikutsertaan KB cukup baik. Bahkan dari target KB Pascapersalinan (KBPP) 70 persen, di wilayah Puskesmas yang memiliki program unggulan Akupunktur dan Hipnoterapi itu berhasil mencapai 86,57 persen.
Capaian KBPP yang signifikan tersebut berkat keberhasilan edukasi pada masyarakat tentang pentingnya KB demi terwujudnya keluarga kecil bahagia sejahtera. “Harapan kami, kedepan KB menjadi kebutuhan bukan lagi karena keterpaksaan,” tutur Arief Setiawan.
Di sisi lain, Kepala Perwakilan BKKBN Jateng drg Widwiono mengatakan, saat ini menjadi target BKKBN adalah semua ibu bersalin harus ber-KB. Sehubungan itu sudah ada edaran dari gubernur.
“Minimal implant. Khususnya KBPP memakai implant 1 batang sebagai hadiahnya. Selain dibiayai pemerintah, jumlah yang disiapkan sesuai kebutuhan, karena pengadaannya sesuai data bottom up,” pungkasnya. rie-she