in ,

Seniman Kini Bebas Berekspresi Pascapandemi

Gunoto Saparie

SEMARANG (Jatengdaily.com) – Para seniman kini dapat lebih berekspresi pada situasi pascapandemi. Kalau sebelumnya saat pandemi Covid-19 masih merajalela sektor kesenian terpukul, kini mereka mulai bernapas lega. Larangan pertemuan tatap muka berskala besar tidak ada lagi.

Hal itu dikatakan Deputi I Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Jawa Tengah Gunoto Saparie dalam acara Jateng Gayeng melalui Pro4 RRI Semarang FM 88.2 MHz dan AM 801 KHz, Kamis pagi, 5 Januari 2022.

Diwawancarai oleh penyiar RRI Semarang Siwi Djatmiko, Gunoto mengatakan, kesenian pertunjukan, seperti teater, tari, dan musik membutuhkan waktu, ruang, seniman itu sendiri, dan hubungan antara seniman dan penikmat seni. Karena itu sektor kesenian, terutama seni pertunjukan, sangat terdampak dengan adanya kebijakan bekerja dari rumah, penjarakan sosial, dan pembatasan sosial skala besar (PSBB). Berbagai cara telah diupayakan penggiat seni agar kehidupan kesenian itu bertahan.

Menurut Gunoto, pada masa pandemi para seniman terpaksa berkompromi agar tetap eksis dan tidak terpuruk. Ternyata meskipun di tengah situasi pandemi Covid-19 ada peningkatan kreativitas dan inovasi, sehingga memberikan peluang dan tantangan untuk bertahan di masa-masa sulit. Para seniman mulai mengubah pertunjukannya secara daring, padahal biasanya berlangsung secara tatap muka.

“Saat ini ketika pandemi berakhir, dalam situasi transisi menuju kenormalan tetap dibutuhkan dukungan dari masyarakat, pemerintah, baik pusat maupun daerah untuk bersama-sama melestarikan seni dan budaya di masyarakat. Pemberian ruang pertunjukan, kebijakan, baik jangka pendek maupun jangka panjang dibutuhkan untuk mengantisipasi kegagapan kegiatan seni dan budaya pascapandemi,” katanya.

Gunoto menuturkan, pandemi telah membuat semua sektor jungkir balik, termasuk kesenian. Karena itu, agar ekosistem seni di Indonesia pulih, beberapa hal positif yang dlakukan saat pandemi masih dapat dilakukan. Misalnya interaksi dan pertunjukan di ruang virtual masih tetap efektif, selain secara tatap muka.

“Bahkan melalui ruang virtual ini, seniman dan komunitas seni dapat memperluas jaringan, memobilisasi sumber daya, dan melibatkan diri dalam jejaring serta gerakan global,” tandasnya. st

Written by Jatengdaily.com

Moderasi Beragama Investasi Jangka Panjang

Semarang Banjir, LAZIS Sultan Agung Lakukan Tujuh Aksi Kemanusiaan