Tahun Baru Momentum Self Manajemen

     Oleh : Nur Khoirin YD

Tahu-tahu kita sudah berada di tahun baru 2023. Rasanya baru kemarin tahun baru 2022, tetapi sekarang sudah tahun baru lagi. Begitu cepat waktu berlalu. Bahkan sangat cepat karena tidak akan pernah kembali. Tidak ada kesempatan yang datang dua kali. Jika tidak dimanfaatkan, yang datang adalah penyesalan. Sehingga ada ungkapan orang Arab yang sangat terkenal, “Al-waqtu kassaif, fa in lam taqtha’hu qatha’aka” (waktu seperti pedang, jika tidak anda gunakan untuk memotong, maka anda yang akan terpotong).

Para pengusaha mengatakan, “time is many” (waktu adalah uang), para santri dan pelajar mengatakan “waktu adalah ilmu”, para abid (ahli ibadah) bersemboyan “waktu adalah ibadah”, para pecinta menggelorakan “tiada hari tanpa cinta”, dan masih banyak ungkapan yang menggambarkan pentingnya waktu.

Nabi Muhammad saw mengajarkan bagaimana memanfaatkan waktu. Beliau sabdanya :
Jagalah lima perkara sebelum datangnya lima perkara yang lain, yaitu: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, masa hidupmu sebelum datang masa matimu, masa luangmu sebelum datangnya masa sibukmu.” (H.R. Hakim dari Ibnu Abbas).

Lima waktu ini pasti akan dilalui dalam perjalanan hidup semua manusia. Waktu hidup, muda, sehat, kaya dan luang, adalah masa-masa yang produtif dan kondusif untuk melakukan kebaikan dan mengukir prestasi. Selagi hidup perbanyaklah ibadah dan amal shaleh, karena kita tidak tahu kapan akan mati. Sesudah mati semua amal terputus, kecuali tiga hal : amal jariyah, anak shaleh dan ilmu yang manfaat, yang hanya bisa dipersiapkan waktu hidup.

Selagi usia muda, berbuatlah baik sekuat tenaga, karena kita tidak tahu apakah usia kita sampai tua. Selagi sehat berbuatlah yang manfaat, karena kita tidak tahu kapan jatuh sakit dan tidak berdaya. Selagi kaya, perbanyak infaq shadaqah, karena harta yang kita tinggalkan bisa jadi fitnah. Selagi ada kesempatan, gunakan untuk menambah kemaslahatan.

Self Instrospeksi
Apa yang harus dilakukan pada setiap pergantian waktu? Adalah melakukan instrospeksi diri, muhasabah, menghitung diri, melakukan audit internal, atau mengalkulasi untung rugi diri selama waktu berlalu untuk menyusun strategi waktu yang akan datang.

Agar prestasi masa lalu bisa ditingkatkan dan kegagalan yang menimpa tidak berulang lagi di tahun depan. Jangan sampai terperosok pada lubang yang sama. Pentingnya muhasabah ini dipertintahkan oleh Al Qur’an : “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaknya setiap jiwa/ orang merenungi apa yang telah dilakukan untuk hari esok yang lebih baik (Q.S. al-Hasyr/59: 18)

Muhasabah ini harus terus dilakukan, tidak hanya pada akhir tahun. Gunanya adalah untuk meningkatkan kualitas diri dari waktu kewaktu, agar tetap menjadi orang yang beruntung, yaitu orang yang terus meningkat kebaikannya dengan berjalanan waktu. Sebaliknya, jangan menjadi orang rugi atau hancur, yaitu orang merugi waktu karena amalnya hari ini sama dengan hari kemaren. Dan orang yang hancur adalah orang yang hari ini lebih buruk dari hari-hari yang lalu.

Agar waktu tidak berlalu tanpa kesan, maka Islam memberikan jadwal harian yang harus diisi dengan shalat dan ibadah tertentu. Dimulai dengan waktu fajar, subuh, dhuha, dhuhur, ‘ashar, maghrib, isya’, dan tengah malam untuk untuk tahajjud dan munajat kepada Allah swt. Dalam sehari semalam Nabi saw juga membagi secara seimbang, yaitu sepertiga untuk ibadah, sepertiga untuk bekerja, dan sepertiga sisanya untuk istirahat. Pembagian waktu-waktu ini telah disesuaikan dengan tabiat dan kemampuan fisik manusiawi. Misalnya waktu shalat subuh adalah saatnya manusia bangun dari tidur yang cukup, shalat dhuhur juga saatnya orang bekerja istirahat.

Self Manajemen
Selain self introspeksi, tahun baru juga harus dijadilan moment untuk self manajemen atau menata diri. Manajemen diri merupakan pengendalian diri terhadap pikiran, ucapan, dan perbuatan yang dilakukan, sehingga mendorong pada penghindaran diri terhadap hal-hal yang tidak baik dan peningkatan perbuatan yang baik dan benar. Manajemen diri adalah sebuah proses mengubah “totalitas diri” baik itu dari segi intelektual, emosional, spiritual, dan fisik agar apa yang kita inginkan (sasaran) tercapai.

Banyak orang menjalani hidupnya mengalir tanpa arah, tanpa tujuan dan target yang jelas (sembarang). Misalnya, mau jadi apa sekolah/kuliah apa, kapan menikah dan punya anak, kapan punya rumah sendiri, kapan haji, kapan akan mati, apakah bekalnya sudah cukup?. Semua harus dalam rencana yang baik. Perjalanan hidup ini harus dimenej dengan baik. Tanpa manajemen diri, banyak orang bingung dan bahkan stress, karena tidak tahu akan melakukan apa, untuk apa, bagaimana, dari mana akan memulainya, dan sampai kapan.

Tidak hanya organisasi atau perusahaan. Manusia secara individu juga harus dapat merumuskan visi, misi dan target hidupnya sebagai bintang pemandu di tengah lautan kehidupan yang penuh ombak tantangan dan ujian. Visi hidup adalah ibadah dan pengabdian. Allah swt berfirman : wama khalaqtul jinna wal insa illa liya’budun (tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah).

Misi yang harus diwujudkan adalah, bahwa semua aktifitas, kekuasaan, keahlian, harta, ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana ibadah, harus bermanfaat bagi orang lain. Nabi saw bersabda : khairunnasi ‘anfa’uhum linnas(sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain). Sedangkan target yang ingin dicapai adalah mendapatkan kemulyaan dan kebahagiaan dunia akhirat (sa’adah fiddaraini).

Manajemn diri ini sangat penting dalam membantu seseorang menjaga atau mencegah timbulnya berbagai masalah bagi dirinya sendiri, membantu individu memecahkan berbagai persoalan, membantu individu untuk menjaga agar situasi dan kondisi yang telah baik dapat bertahan, dan membantu individu terus mengembangkan kondisi yang telah baik menjadi terus lebih baik dari waktu kewaktu hingga terlatih menghadapi putaran kehidupan sehingga mampu tercapai kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat.

DR. H. Nur Khoirin YD., MAg, Ketua BP4 Propinsi Jawa Tengah/Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Walisongo/Advokat/Mediator/Arbiter Syari’ah. Tinggal di Jl. Tugulapangan H.40 Tambakaji Ngaliyan Kota Semarang. Jatengdaily.com-st